Ini Daftar Negara Terkaya Dunia pada Era Pandemi, RI di Mana?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 February 2022 15:15
BRUNEI EMPIRE BUILDING
Foto: Brunei Darussalam (ASSOCIATED PRESS/RICHARD VOGEL)

Jika mengacu pada data tersebut, terlihat bahwa mayoritas nilai PDB berasal dari negara maju sebagai kontributor utama produksi barang dan jasa di seluruh dunia. Demikian juga dengan nilai kekayaan yang tercipta dari aktivitas tersebut.

Hanya empat negara non-anglo saxon yang masuk ke daftar 20 besar negara terkaya dunia tersebut, yakni Singapura, Qatar, Brunei Darussalam, dan Kuwait. China bahkan hanya di urutan ke-24 jika memasukkan PDB wilayah administratif di bawahnya yakni Macau dan Hong Kong.

Lalu di mana posisi Indonesia? Jika mengacu pada data Bank Dunia tersebut, kita berada di posisi 97 dengan nilai PDB/kapita sebesar US$ 12.068,24 pada 2020, turun 1,975% dari angka 2019 senilai US$ 12.311,5/kapita.

Jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia kalah dari Singapura dan Brunei Darussalam yang masuk di daftar 10 negara terkaya, Malaysia-yang sukses berada di urutan 51, dengan nilai PDB US$ 27.913,29/kapita, dan Thailand (di urutan 67).

Faktor populasi menjadi penyebabnya. Secara absolut, total nilai PDB mereka jauh lebih kecil dari Indonesia yakni hanya US$ 501,8 miliar (Thailand), US$ 340 miliar (Singapura), US$ 336,7 miliar (Malaysia), dan US$12 miliar (Brunei). Bandingkan dengan nilai PDB kita yang pada periode sama (2020) mencapai US$ 1.058 triliun.

Hanya saja, karena populasi Indonesia sangat besar, maka nilai PDB yang jumbo itupun terpecah menjadi tipis karena faktor pembaginya yang sangat besar. Populasi Indonesia pada periode sama mencapai 237,5 orang, sementara Thailand, Malaysia, Singapura hanya 69,8 juta, 32,37 juta dan 5,69 juta.

Secara teroritis, semakin tinggi angka kematian akibat pandemi Covid-19 membantu menurunkan laju penambahan penduduk di setiap negara dan mengurangi pembagi dalam perhitungan PPP antar negara.

Namun hal itu tentu saja tidak etis untuk dianggap sebagai sebuah capaian atau dijadikan bahan komparasi rerata nilai kekayaan setiap warga antar negara. Demikian juga jika kita berbicara mengenai pemerataan ekonomi.

Perhitungan PDB per kapita (berdasarkan PPP) tidak otomatis berbanding lurus dengan pemerataan dan kesejahteraan masyarakatnya. Semakin tinggi rerata PDB/kapita, bukan berarti kesenjangan dan penguasaan aset di sebuah negara semakin baik.

Mengenai hal tersebut ada ukuran perhitungan lainnya yakni rasio gini, yang mengukur kesenjangan pendapatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular