
Fenomena Negara Eropa 'Damai' dengan Omicron, Apa Alasannya?

Melihat 'tren' ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan baru soal Omicron dan sub variannya. Lembaga PBB itu mengatakan banyak negara belum mencapai puncak kasus varian Covid-19 itu.
Dikatakan WHO, kondisi satu negara dan negara lain berbeda. Sehingga tren yang dilakukan banyak negara Eropa itu tidak bisa asal diikuti negara lainnya.
WHO meminta pelonggaran aturan harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Apalagi faktanya, di banyak negara, masih banyak individu yang belum mendapat vaksin dan menjadi rentan terpapar mutasi virus corona.
"Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka," kata Pemimpin Teknis WHO Maria Van Kerkhove.
"Jadi sekarang bukan saatnya untuk melonggarkan semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati, dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara perlahan, selangkah demi selangkah. Karena virus ini cukup dinamis."
Mengutip Worldometers, saat ini total lebih dari 403.744.401 warga dunia sudah terinfeksi Covid-19 dengan 5.796.485 juta kematian, dan 323.861.965 juta warga berhasil sembuh.
(tfa)[Gambas:Video CNBC]