Internasional

Fenomena Negara Eropa 'Damai' dengan Omicron, Apa Alasannya?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 February 2022 15:35
Warga di Prancis sudah boleh lepas masker. (AP/Michel Euler)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara Eropa mulai mencabut pembatasan Covid-19. Di antaranya, Inggris, Denmark, Irlandia, Belanda, Prancis, Norwegia, Italia, dan yang terbaru Swedia. 

Kebanyakan dari negara-negara ini sudah melonggarkan aturan sejak awal Januari 2022. Padahal, rata-rata masih diserbu varian Omicron.

Beberapa memang melakukan pelonggaran bertahap. Namun yang lain seperti Inggris, Denmark dan Swedia mencabut semuanya termasuk aturan masker.

Apa alasannya?

Pelonggaran sendiri dilakukan karena kasus yang sudah melalui puncak. "Lonjakan infeksi Omicron sekarang telah mencapai puncaknya secara nasional," kata Perdana Menteri (PM) Boris Johnson kala mengumumkan rencana penghapusan, dikutip AP.

Angka vaksinasi, termasuk booster, juga dianggap cukup tinggi di sana. Pemerintahan di beberapa negara juga menganggap kasus virus corona varian Omicron tidak terlalu parah. 

"Seperti yang kita ketahui pandemi ini, saya akan mengatakan ini sudah berakhir," kata Menteri Kesehatan Lena Hallengren ke surat kabar setempat Dagens Nyheter, dikutip Reuters, Kamis (10/2/2022).

"... Seperti yang kita ketahui dalam hal ... pembatasan, itu sudah berakhir," katanya.


Halaman 2>>

Melihat 'tren' ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan baru soal Omicron dan sub variannya. Lembaga PBB itu mengatakan banyak negara belum mencapai puncak kasus varian Covid-19 itu.

Dikatakan WHO, kondisi satu negara dan negara lain berbeda. Sehingga tren yang dilakukan banyak negara Eropa itu tidak bisa asal diikuti negara lainnya.

WHO meminta pelonggaran aturan harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Apalagi faktanya, di banyak negara, masih banyak individu yang belum mendapat vaksin dan menjadi rentan terpapar mutasi virus corona.

"Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka," kata Pemimpin Teknis WHO Maria Van Kerkhove.

"Jadi sekarang bukan saatnya untuk melonggarkan semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati, dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara perlahan, selangkah demi selangkah. Karena virus ini cukup dinamis."

Mengutip Worldometers, saat ini total lebih dari 403.744.401 warga dunia sudah terinfeksi Covid-19 dengan 5.796.485 juta kematian, dan 323.861.965 juta warga berhasil sembuh.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular