BRI Microfinance Outlook 2022

Sri Mulyani Was-was Krisis Utang Dunia, RI Bisa Kena Getahnya

News - Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
10 February 2022 10:27
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022 (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut mewaspadai lonjakan utang dari banyak negara di dunia, agar persoalannya tidak merembet ke perekonomian dalam negeri.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani dalam Webinar BRI Microfinance Outlook 2022 yang bertajuk "Boosting Economic Growth Through Ultra Micro Empowerment", Kamis (10/2/2022)

"Negara lain yang sudah 60% melonjak maka debt to GDP mencapai 75% banyak negara berkembang sekarang mendekati 90% GDP. Ini harus diawasi dan dipertimbangkan untuk terus jaga ekonomi Indonesia," ujarnya.

Pada 2020, Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat utang seluruh dunia mencapai US$ 226 triliun. Dengan asumsi US$ 1 sama dengan Rp 14.343 seperti kurs tengah Bank Indonesia (BI) 17 Desember 2021, maka utang pemerintah itu mencapai Rp 3.241.518.000.000.000.000. Tiga juta triliun rupiah.

Nilai tersebut dianggap mengkhawatirkan oleh banyak pihak, terutama lonjakan utang dialami oleh banyak negara berkembang dan berpendapatan rendah. Seperti Joseph Eugene Stiglitz, Peraih penghargaan Nobel bidang ekonomi tahun 2001, menyampaikan dunia akan memasuki krisis utang.

Sri Mulyani menjelaskan, lonjakan utang cenderung terjadi ketika awal pandemi covid-19. Di mana banyak negara membutuhkan uang demi menahan ekonomi tidak melemah terlalu dalam akibat pandemi

"Indonesia tambah 10,8% defisitnya, ini besar untuk kita karena debt to GDP ratio mendekati 40% jadi itu kenaikan 30% sendiri dari precovid level," terangnya.

"Tapi dibanding negara lain yang defisit lebar lebih di atas 10%, maka kita sadari Indonesia tidak satu-satunya yang melakukan countercyclical. Singapura naik 13%, Saudi 14%, Afrika Selatan 19% Brasil 19% dan India 24% hanya dalam 2 tahun," kata Sri Mulyani.

Kini defisit mulai diturunkan, bahkan lebih rendah dari yang diasumsikan. Sehingga Sri Mulyani optimistis, defisit anggaran akan kembali ke batas di bawah 3% dari PDB pada 2023 mendatang.

"Defisit anggaran kita kini bisa lebih rendah dari yang diperkirakan dan akan menuju kesehatan APBN kembali," tutup SrI Mulyani.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ada Kabar Baik Nih dari Bu Sri Mulyani, Tapi..


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading