Defisit APBN 2022 Dekati 4% PDB, Tambahan Utang Turun Drastis

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
09 February 2022 15:15
Infografis, APBN 2021 Tutup Buku Sri Mulyani Girang
Foto: Infografis/ APBN 2021 Tutup Buku Sri Mulyani Girang/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi defisit anggaran tahun ini jauh lebih kecil dari yang ditetapkan di APBN yang sebesar 4,85%. Dengan demikian tambahan utang baru juga akan turun drastis.

Hal ini diungkapkan oleh Sri Mulyani dalam acara Mandiri Investment Forum 2022 yang berlangsung secara virtual dan dihadiri oleh berbagai investor dari dalam dan luar negeri.

"Kami optimistis defisit tahun 2022 akan jauh lebih rendah dari yang sudah tergambar di grafik ini 4,85%, kami harapkan defisit akan semakin dekat menjadi 4% terhadap PDB pada akhir tahun 2022," ujarnya, Rabu (9/2/2022).

Optimisme ini hadir karena kinerja perekonomian yang sangat baik pada tahun lalu sehingga berhasil mencatatkan defisit jauh lebih rendah dari perkiraan. Tahun lalu, realisasi defisit berhasil turun menjadi 4,65% dari yang dipatok di APBN sebesar 5,7%.

Oleh karenanya, ia tetap yakin konsolidasi fiskal bisa tetap berlanjut di tahun ini dan tahun depan defisit kembali ke titik awal sebelum pandemi yakni maksimal 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ini sejalan dengan amanah UU nomor 2 tahun 2020.

Meski demikian, ia menekankan bahwa belanja tidak akan dikurangi dengan kebijakan ini. Fokus belanja pemerintah tahun ini masih tetap berkaitan dengan Covid-19 yakni kesehatan, perlindungan sosial hingga peningkatan sumber daya manusia seperti pendidikan.

"Ini menjadi tiga hal terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, reformasi pendidikan, fokus pada kesehatan dan pengeluaran pasca pandemi untuk kesehatan akan sangat penting, serta perlindungan sosial, yang akan menjadi juga lebih fokus, memberikan perlindungan sosial bagi penduduk paling rentan," jelasnya.

Fokus ini juga tercermin dari alokasi belanja pada Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang tetap diberikan pemerintah di tahun ini. Nilainya memang tak sebesar tahun lalu namun APBN akan tetap fleksibel untuk memberikan tambahan jika diperlukan dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional.

"Jadi kami masih menempatkan alokasi anggaran di program PEN di tahun ini. Ada tiga klaster yang diberikan dan paling besar tentu untuk penanganan kesehatan," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Soal APBN, Awas Blunder Pak Jokowi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular