Internasional

Negara-negara Maju Ini Damai dengan Covid, Anggap Flu Biasa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 February 2022 17:45
Workers walk over London Bridge towards the City of London financial district during the morning rush hour, in London, Monday, Jan. 24, 2022. The British government have asked people to return to working in offices starting Monday as they ease coronavirus restrictions. (AP Photo/Matt Dunham)
Foto: AP/Matt Dunham

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara Eropa mulai mencabut pembatasan Covid-19. Langkah ini dilakukan mengingat kasus yang sudah melalui puncak dan angka vaksinasi, termasuk booster, yang cukup tinggi.

Bisa dikatakan mereka akan 'berdamai' dengan Covid-19. Lalu, apakah mereka menganggap Covid sebagai flu biasa?

Negara-negara tersebut antara lain, Inggris, Denmark, Irlandia, Belanda, Prancis dan Norwegia. Kebanyakan dari negara-negara ini sudah melonggarkan aturan sejak awal Februari 2022.

Denmark mengucapkan selamat tinggal ke masker dan kartu kesehatan Covid-19. Negeri itu menjadi negara Uni Eropa (UE) pertama yang mencabut semua pembatasan pandemi meski masih mengalami rekor kasus corona terutama varian Omicron.

Di Prancis, pemerintah telah melonggarkan beberapa aturan pembatasan setelah adanya penurunan kasus infeksi Covid-19 awal Februari. Kini mengenakan masker di luar ruangan tidak lagi diwajibkan dan batas kapasitas penonton untuk teater, konser, pertandingan olahraga, dan acara lainnya telah dicabut.

Bekerja dari rumah (work from home) juga tidak lagi menjadi satu keharusan. Namun, pemerintah menekankan WFH tetap sangat disarankan.

Sementara itu, di Norwegia, pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Jonas Gahr Stoere mengatakan restoran akan kembali diizinkan untuk menyajikan alkohol di luar jam 11 malam. Bekerja dari rumah tidak lagi wajib dan batas 10 pengunjung di rumah pribadi akan dihapus.

Langkah ini dilakukan negara Nordik itu di saat kasus sedang meninggi. Jonas mengatakan meski kasus meningkat, jumlah keterisian rumah sakit cukup sedikit mengingat vaksinasi yang sudah cukup mencakup porsi besar populasi.

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan baru soal Omicron dan subvariannya. Lembaga PBB itu mengatakan banyak negara belum mencapai puncak kasus varian Covid-19 itu.

Karenanya WHO meminta langkah-langkah pelonggaran harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Apalagi faktanya, di banyak negara, masih banyak individu yang belum mendapat vaksin dan menjadi rentan.

"Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka," kata Pemimpin Teknis WHO Maria Van Kerkhove dalam briefing online.

"Jadi sekarang bukan saatnya untuk melonggarkan semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati, dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara perlahan, selangkah demi selangkah. Karena virus ini cukup dinamis."

Mengutip Worldometers, saat ini total lebih dari 398 juta warga dunia sudah terinfeksi Covid-19 dengan 5,7 juta kematian. Namun 318 juta warga berhasil sembuh.


(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Varian Baru Covid dari China Sudah Sampai Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular