Malaysia Pusing, 'Tsunami' Gulung Tikar Ancam Kedai Mamak
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 2 ribu warung pedagang kaki lima (PKL) di Malaysia memutuskan untuk menutup usahanya. Hal ini dikarenakan kurangnya jumlah pegawai warung yang rata-rata merupakan tenaga kerja migran.
Dalam laporan The Star, lonjakan penutupan ini dialami oleh kedai-kedai makanan dan minuman yang dikenal sebagai 'Kedai Mamak' oleh warga lokal. Kedai Mamak biasanya menjual makanan dan minuman seperti mie goreng, roti canai, nasi kandar, teh tarik, kopi O, dan teh O, serta digeluti oleh warga Muslim keturunan India.
Presiden Asosiasi Pemilik Restoran Muslim Malaysia (Presma) Datuk Jawahar Ali Taib Khan mengatakan kekurangan tenaga kerja ini diakibatkan banyaknya pekerja asing yang memilih untuk pulang karena pembatasan Covid-19. Di sisi lain, warga lokal Malaysia tidak begitu tertarik dengan pekerjaan di kedai ini.
"Dari 12.000 anggota Presma yang terdaftar, sekitar 2.000 anggota telah menutup operasinya dalam dua tahun terakhir. Akibatnya, anggota asosiasi sekarang berkurang menjadi hanya sekitar 10.000 orang karena banyak yang terpaksa menutup total restoran mereka karena sulitnya merekrut pekerja," katanya dikutip Selasa (8/2/2022).
"Meskipun saat ini kami menawarkan kesempatan kepada penduduk setempat, tidak ada respon dari orang malaysia untuk kerja di resto mamak."
Jawahar Ali menambahkan sektor restoran mamak saat ini membutuhkan setidaknya 30 ribu pegawai lagi untuk memenuhi lowongan secara nasional. Ia mengaku bahwa mereka akan menerima siapa saja, baik golongan tua maupun muda, selagi masih sanggup bekerja.
"Kami tidak membeda-bedakan warga lanjut usia yang masih bisa bekerja meski kami membutuhkan tenaga pemuda di bidang pekerjaan ini," ujarnya.
Malaysia sendiri saat ini mencatat 2,9 juta kasus Covid-19 dengan 32 ribu lebih kematian. Kemarin ada 11.034 kasus baru. Total ada 74.561 kasus aktif dengan 135 serius.
(tps)