Bukan Cuma Otomotif, Investasi EBT di Jabar Juga Potensial

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
Senin, 07/02/2022 12:18 WIB
Foto: Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di acara Investasi Jawa Barat Juara, "West Java Investment Report" (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan besarnya potensi investasi pada sektor energi terbarukan di wilayahnya. Dia juga menyebut bahwa Jawa Barat menargetkan konversi energi hingga 30% ke energi terbarukan dalam kurun 2 - 5 tahun ke depan.

Menurut pria yang kerap disapa Kang Emil ini, Jawa Barat memiliki potensi besar dan mulai mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber listrik baru.

"Ekonomi hijau diwakili Masdar (unit usaha Mubadala asal Uni Emirat Arab) yang akan membuat solar panel terbesar di ASEAN di atas air, kemudian di Sukabumi tenaga angin, geothermal, semua. Karena di 2050 kita harus zero net carbon, jadi listrik jangan lagi dari batu bara," kata Kang Emil dalam acara West Java Investment Report: Investasi Jawa Barat Juara, Senin (7/2/2022).


Sebagai catatan, solar panel terbesar yang dimaksud Kang Emil akan terwujud dari proyek PLTS Terapung Cirata yang dioperasikan PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE). PMSE merupakan perusahaan patungan antara PT PJBI (51%), unit usaha PT PLN (Persero), dan Masdar (49%), unit usaha Mubadala, perusahaan energi asal Uni Emirat Arab.

Bila pembangkit listrik ini beroperasi, maka PLTS Terapung Cirata 145 MWac ini akan menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara dan terbesar kedua di dunia.

Kang Emil menyebutkan saat ini seluruh kepala daerah yang tergabung dalam Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan sepakat mendorong pemberdayaan energi terbarukan demi mendukung rencana Indonesia mencapai nol emisi karbon. Dia berkata, di Jawa Barat sendiri telah ditetapkan bahwa penggunaan energi listrik akan pelan-pelan dikonversi dari semula bersumber pada energi fosil menjadi energi terbarukan.

"Kami sepakat mendorong renewable energy bersama. Jabar kan targetnya kurang lebih dalam 2-5 tahun ini mendekati 30% si energi kita harus pelan2 konversi ke EBT. Jadi potensinya besar," ujarnya.

Menurut Kang Emil, Asosiasi yang dipimpinnya ini, sudah memiliki perhitungan mengenai berapa potensi energi yang bisa dihasilkan sumber-sumber terbarukan di Indonesia. Perhitungan itu hasilnya senada dengan hasil penelitian Standford University dari Amerika Serikat yang menyebut bahwa Indonesia bisa mencapai target net zero carbon pada 2050.

Kang Emil berkata, potensi energi dari sumber-sumber nonfosil di Indonesia mencapai 400 MW. Dari jumlah itu, sekitar 100 MW diperkirakan bisa habis untuk konsumsi masyarakat Indonesia. Sisanya, daya listrik yang berlebih bisa dimanfaatkan untuk dijual ke negara lain yang membutuhkan.

"Makanya sekarang berdatangan, salah satunya sekarang semua bantuan luar negeri selalu mensyaratkan itu. Jadi kemarin (Jabar) kedatangan Rp 40 triliun bantuan dari Jerman, syaratnya hanya satu: ambil tapi infrastruktur hijau. Jadi peluangnya sangat besar dan kita punya segalanya di tanah yang subur ini. Makanya saya selalu bilang 'what is west java? West java is 20% of Indonesia of everything.' Jadi kalau dipukul rata ya seperlima sumber ekonomi, PDRB, ekspor, ya kurang lebih di angka itu," ujarnya.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Laut China Selatan Memanas hingga 2 Emiten Bakal IPO!