Internasional

'Sowan' Putin di Moskow, Macron Mau Cegah World War III

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 07/02/2022 12:50 WIB
Foto: AP/Thibault Camus

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan lawatan ke Moskow, Rusia, Senin (7/2/2022). Tujuan lawatan ini adalah untuk meredam eskalasi yang sedang memanas antara aliansi militer NATO yang diisi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) dengan pihak Rusia terkait isu Ukraina.

Sebelum kunjungan itu, Macron menyerukan "keseimbangan baru" untuk melindungi negara-negara Eropa dan di sisi lain juga menghormati Rusia. Ia menuturkan Rusia sebenarnya hanya mencari keseimbangan dan bukan invasi ke Ukraina.

"Kita harus melindungi saudara-saudara kita di Eropa dengan mengusulkan keseimbangan baru yang mampu menjaga kedaulatan dan perdamaian mereka," katanya kepada surat kabar Journal du Dimanche sebagaimana dikutip BBC. "Ini harus dilakukan sambil menghormati Rusia dan memahami trauma kontemporer dari orang-orang hebat dan bangsa besar ini."


Selain itu, Macron juga berharap dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin akan  mencegah konflik militer yang lebih luas. Ia percaya Putin juga merupakan figur yang terbuka untuk membahas masalah-masalah eskalasi politik.

Macron sendiri akhir-akhir ini mengambil sikap untuk memperdalam diskusi dengan Rusia. Pada Januari lalu, ia meminta agar UE arus membuka dialognya sendiri dengan Moskow daripada bergantung pada Washington.

Sementara itu, di sisi lain, pemerintah AS kembali memperingatkan Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja. Washington pun melakukan mobilisasi persenjataan dan pasukan yang cukup banyak ke dekat wilayah itu. Sejauh ini, Negeri Paman Sam juga menyebut Kremlin telah mengirimkan 110 ribu pasukan di dekat negara bekas Uni Soviet itu.

"Kami berada di jendela. Setiap hari sekarang, Rusia dapat mengambil tindakan militer terhadap Ukraina, atau bisa jadi beberapa minggu dari sekarang," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada Fox News, Minggu (6/2/2022).

Kondisi di wilayah Ukraina masih panas. Rusia bersikeras untuk menolak pengajuan Ukraina ke NATO karena ditakutkan akan kembali melancarkan operasi ke wilayah Krimea. Krimea sendiri pada 2014 lalu berhasil direbut pasukan separatis pro-Rusia dari Ukraina.

Ukraina sendiri menyebut bahwa pengajuannya kepada NATO adalah untuk mendapatkan bantuan dari pakta pertahanan pimpinan AS itu untuk melawan pasukan separatis lainnya di wilayah Donbass dan Luhansk agar tidak lepas lagi seperti Krimea dahulu. Diketahui, dua wilayah yang berada di timur negara Bekas Uni Soviet itu masih dikuasai milisi yang disokong Kremlin.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Harap Bisa 'Kopdar' Dengan Putin & Zelenskyy di KTT NATO