Internasional

Tensi Rusia Vs Ukraina Memanas, Macron Bakal 'Sowan' Putin

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 February 2022 11:10
France's President Emmanuel Macron delivers a speech during a Citizens' Convention on Climate, in Paris, Monday, Dec. 14. (AP Photo/Thibault Camus, Pool) Foto: AP/Thibault Camus

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron bersiapan menjalankan misi diplomatik berisiko tinggi. Ia terbang ke Moskow, Senin (7/2/2022), guna mencari komitmen Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meredakan ketegangan dengan Ukraina.

Macron telah melakukan serangkaian panggilan telepon dengan sekutu Barat, Putin dan pemimpin Ukraina selama seminggu terakhir. Dia akan menindaklanjuti hal ini lewat kunjungan ke Kyiv, Selasa (8/2/2022) besok.

Dikabarkan Rusia telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat Ukraina dan menuntut jaminan keamanan NATO dan AS, termasuk bahwa NATO tidak pernah mengakui Ukraina sebagai anggotanya.

Dua sumber yang dekat dengan Macron mengatakan salah satu tujuan kunjungannya adalah untuk mengulur waktu dan membekukan situasi selama beberapa bulan, setidaknya sampai pemilihan di Eropa, yakni di Hungaria, Slovenia dan Prancis.

Macron telah mencoba membujuk dan menghadapi Putin selama lima tahun terakhir. Upayanya tersebut telah membawa dialog yang erat dengan Putin, tetapi juga menjadi kemunduran yang menyakitkan bagi pihaknya.

Segera setelah ia terpilih jadi presiden, Macron menggelar karpet merah untuk Putin di Istana Versailles. Ia juga menggunakan kunjungan itu untuk mengecam campur tangan Rusia selama pemilihan secara terbuka. Dua tahun kemudian, pasangan itu bertemu di kediaman musim panas presiden Prancis.

Negara-negara Eropa Timur yang menderita puluhan tahun di bawah pemerintahan Soviet telah mengkritik sikap kooperatif Macron di Rusia. Mereka mencurigai pembicaraan Macron tentang negosiasi "tatanan keamanan Eropa baru" dengan Rusia.

Untuk melawan kritik sebelum perjalanan dan mengambil jubah kepemimpinan Eropa dalam krisis ini, Macron telah berkonsultasi dengan para pemimpin Barat lainnya kali ini, termasuk Perdana Menteri Boris Johnson dari Inggris dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Kunjungan presiden Prancis ke Moskow dan Ukraina terjadi kurang dari tiga bulan sebelum pemilihan presiden di dalam negeri. Penasihat politiknya melihat potensi keuntungan pemilu, meskipun Macron belum mengumumkan apakah dia akan mencalonkan diri.

"Bagi presiden, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinannya di Eropa," kata salah satu sumber pemerintah Prancis.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Macron Telepon Biden Sebelum Temui Putin, Apa yang Dibahas?


(tfa/tfa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading