Profesor Harvard: Saatnya Move On dari Pandemi, RI Bisa Gak?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
06 February 2022 11:45
Seorang wanita mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona saat berjalan melewati poster kampanye kesehatan dari One NGO di sebuah underpass menuju stasiun kereta bawah tanah Westminster di London, Kamis (27/1/2022).  Sebagian besar pembatasan virus corona termasuk wajib wajah Masker dicabut di Inggris pada hari Kamis, setelah pemerintah Inggris mengatakan peluncuran booster vaksinnya berhasil mengurangi penyakit serius dan rawat inap COVID-19. Mulai Kamis, penutup wajah tidak lagi diwajibkan oleh hukum di mana pun di Inggris. (AP Photo/Matt Dunham)
Foto: Seorang wanita mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona saat berjalan melewati poster kampanye kesehatan dari One NGO di sebuah underpass menuju stasiun kereta bawah tanah Westminster di London, Kamis (27/1/2022). (AP Photo/Matt Dunham)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang peneliti di Harvard Medical School, Dr. Stefanos Kales, menyebut bahwa sudah saatnya membiarkan kaum muda dan orang yang sehat untuk move on dari pandemi. 

Dalam sebuah makalah akademik yang diposting di LinkedIn bulan lalu, Kales mengatakan bahwa bagi sebagian besar anak-anak dan orang dewasa, "Covid-19 bukanlah ancaman serius, hanya gangguan yang menghambat sekolah, pekerjaan, dan perjalanan."

Kales bahkan memprediksi bahwa begitu kasus Omicron memuncak, varian berikutnya cenderung lebih ringan. Karena itu, ia berpendapat, sudah saatnya masyarakat umum, terutama kaum muda, untuk kembali ke kehidupan normal. 

Meski begitu, Kales mengatakan bahwa upaya memerangi virus tetap harus dilakukan, namun sebaiknya hanya difokuskan pada mereka yang rentan, bukan pada populasi secara keseluruhan.

"Seperti yang diungkapkan oleh dokter lain yang baru-baru ini saya dengar di radio, apa yang kita lakukan sekarang seperti mencoba menghentikan badai salju tapi dengan cara menangkap setiap butiran salju, bukannya menjaga jalan tetap bisa dilewati dengan membersihkan salju yang menumpuk," katanya.

Di Indonesia sendiri hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa kehidupan masyarakat akan kembali normal. Justru, pemerintah kembali memperketat sejumlah peraturan demi menekan penyebaran varian Omicron yang kasusnya sedang naik tinggi. 

Di Jakarta, misalnya, Kepolisian Daerah Metro Jaya mulai memberlakukan pembatasan mobilitas jam malam mulai pukul 24.00 sampai dengan 04.00 di beberapa ruas di wilayah Ibu Kota sejak Sabtu, 5 Februari 2022.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hampir 100% Penduduk RI Sudah Kebal Covid, Pandemi End?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular