
Ada Kabar Tak Sedap dari WHO Soal Anak Omicron, Berani Baca?

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, subvarian dari virus Covid-19 Omicron, BA.2 masih sulit untuk diindentifikasi. Namun, penyebaran virus 'Anak Omicron' ini terus meluas di berbagai negara.
"Kami sangat prihatin (dengan penyebarannya)," kata ilmuwan WHO Dr Nicksy Gumede-Moeletsi, dikutip Reuters, Jumat (4/2/2022).
Nicksy menjelaskan, BA.2 kadang gagal diteliti dengan test yang biasa dilakukan untuk membedakan Omicron dengan varian lain. Sehingga, WHO masih bekerja sama dengan laboratorium untuk mendapatkan gambaran tepat tentang penyebaran BA.2.
BA.2 disebut tidak memiliki gen target yang hilang, yang sama dengan varian Omicron asli. BA.1, Omicron asli, lebih bisa diketahui karena strain itu kehilangan satu dari tiga gen target yang digunakan dalam tes PCR umum.
Yang mengkhawatirkan, BA.2 disebut telah masuk ke-40 lebih negara. Di Denmark, BA.2 yang juga disebut "Omicron Siluman" ini bahkan mendominasi banyak kasus melebihi BA.1
Terbaru, BA.2 ditemukan di lima negara Afrika. Yaitu Botswana, Kenya, Malawi, Senegal serta Afrika Selatan yang saat ini masih melakukan penelitian lanjutan untuk berusaha mengekang virus itu.
Dalam laporan Reuters, peneliti Institut Nasional untuk Penyakit Menular, Michelle Groome, memaparkan bahwa BA.2 menyumbang 23% dari 450 sampel dari Januari yang diurutkan oleh jaringan pengawasan genom negara itu. Meski begitu, Omicron biasa atau BA.1 masih berkontribusi 75% atas infeksi corona negara itu.
"Kami melihat peningkatan ini dengan BA.2, kami masih mencoba untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang sub-garis keturunan khusus ini ... jadi kami meningkatkan urutan dari provinsi-provinsi di mana kami melihat peningkatan (dalam kasus) memantau proporsi itu karena BA.2," kata Groome dalam konferensi pers, Jumat (4/2/2022).
Hingga saat ini, Groome menyebutkan bahwa belum ada tanda yang jelas bahwa BA.2 secara substansial berbeda dari strain Omicron asli. Pihaknya berjanji akan terus mengamati subvarian ini sampai mendapatkan kesimpulan yang jelas.
"Pada tahap ini, tidak ada indikasi bahwa akan ada ... perbedaan antara sub-garis keturunan Omicron yang berbeda ini. Seperti yang kita lihat dengan Delta, ada banyak garis keturunan dan kami tidak melihat banyak perbedaan di antara mereka. Meski begitu kami akan terus memantau," imbuhnya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Puncak Penyebaran Omicron Indonesia Diramal Awal Februari