Internasional

Dunia Panas, Biden Malah Melunak ke Iran, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 February 2022 15:40
Ilustrasi bendera Iran dan Amerika Serikat (File/REUTERS)
Foto: Ilustrasi bendera Iran dan Amerika Serikat (File/REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Jumat, (4/2/2022), memulihkan keringanan sanksi ke Iran untuk memungkinkan proyek kerja sama nuklir internasional. Hal ini didorong oleh pembicaraan kesepakatan nuklir yang hampir mencapai tahap akhir.

Dalam sebuah keterangan, Departemen Luar Negeri mengaku telah mengirim laporan keringanan tersebut kepada Kongres. Laporan itu menjelaskan bahwa memulihkan keringanan akan membantu pembicaraan di Wina untuk kembali ke kesepakatan nuklir JCPOA yang sebelumnya dicapai antara Iran dan China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Inggris pada 2015 lalu.

"Pengecualian sehubungan dengan kegiatan ini dirancang untuk memfasilitasi diskusi yang akan membantu untuk menutup kesepakatan tentang pengembalian bersama ke implementasi penuh JCPOA dan meletakkan dasar bagi kembalinya Iran ke kinerja komitmen JCPOA-nya," menurut laporan itu sebagaimana dikutip Reuters.

Iran Klaim AS Setuju Hapus Sanksi Terhadap MinyakFoto: CNBC Indonesia TV
Iran Klaim AS Setuju Hapus Sanksi Terhadap Minyak

"Ini juga dirancang untuk melayani kepentingan non-proliferasi dan keselamatan nuklir AS serta membatasi kegiatan nuklir Iran. Ini dikeluarkan sebagai masalah kebijaksanaan."

Laporan itu juga menyebut bahwa kegiatan yang akan diizinkan Washington untuk Teheran adalah kerjasama desain ulang reaktor air berat Arak Iran, persiapan dan modifikasi fasilitas Fordow untuk produksi isotop stabil yang terkait dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr.

Meski terlihat sebagai sesuatu yang baik, analis Eurasia Group Henry Rome mengatakan pemulihan ini sebagai bentuk strategi AS agar Iran mau sedikit mengikuti poin-poin yang diajukan Negeri Paman Sam itu.

"Pengecualian tersebut bukan merupakan isyarat niat baik atau konsesi kepada Iran, melainkan langkah-langkah teknis yang mungkin ditujukan untuk memastikan diskusi implementasi dapat dilanjutkan di Wina," kata Rome.

AS dan dan Iran telah mengadakan delapan putaran pembicaraan tidak langsung di Wina sejak April yang bertujuan untuk mengembalikan JCPOA. Sejauh ini, belum ada pengumuman resmi kapan putaran kesembilan akan dimulai, tetapi ekspektasi meningkat bahwa itu bisa terjadi minggu depan.

Setelah Trump menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut pada 2018 lalu dan menerapkan sanksi, Iran secara bertahap mulai melanggar pembatasan nuklir. Para diplomat Barat sekarang khawatir bahwa kemajuan nuklirnya meninggalkan kesulitan besar untuk kembali ke kesepakatan yang diteken dalam administrasi Presiden Obama itu.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! Tiba-tiba Biden Kecam Iran, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular