Internasional

Pecah Rekor! Kematian Akibat Covid di AS Tembus 900 Ribu

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 February 2022 14:45
A staff member blocks the view as a person is taken by a stretcher to a waiting ambulance from a nursing facility where more than 50 people are sick and being tested for the COVID-19 virus, Saturday, Feb. 29, 2020, in Kirkland, Wash. Health officials reported two cases of COVID-19 virus connected to the Life Care Center of Kirkland. One is a Life Care worker, a woman in her 40s who is in satisfactory condition at a hospital, and the other is a woman in her 70s and a resident at Life Care who is hospitalized in serious condition. Neither have traveled out of the country. (AP Photo/Elaine Thompson)
Foto: Pasien Corona di AS (AP/Elaine Thompson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) akhirnya mencapai level 900 ribu pada Jumat, (4/2/2022). Hal ini didapatkan langsung dari pengolahan data yang dilakukan Reuters yang menyebut total kematian mencapai 904.228 kasus.

Media internasional itu mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan lebih dari 100 ribu kematian sejak Desember 2021. Ini bertepatan dengan lonjakan infeksi dan rawat inap yang didorong oleh varian virus Omicron yang sangat menular.

Meski dilaporkan tidak separah Delta, Omicron sendiri disebut-sebut memicu lonjakan rawat inap yang telah membebani banyak sistem perawatan kesehatan AS. Bahkan, banyak fasilitas kesehatan yang sudah mencapai kapasitas maksimal.

"Sebagian besar pasien Omicron yang membutuhkan rawat inap adalah individu yang tidak divaksinasi dan juga yang memiliki penyakit bawaan," ujar para ahli penyakit menular.

Presiden Joe Biden sendiri menggunakan pendapat para ahli ini untuk mendesak penyerapan vaksin yang lebih besar. Ia menyebut bahwa vaksin Covid-19 telah menyelamatkan jutaan nyawa warga.

"Sekitar 250 juta orang Amerika telah menerima setidaknya satu tembakan, dan kami telah menyelamatkan lebih dari satu juta nyawa orang Amerika sebagai hasilnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Secara nasional, kasus Covid-19 yang dikonfirmasi sekarang rata-rata 354.000 sehari. Ini merupakan separuh dari apa yang dilaporkan kurang dari dua minggu lalu yang berada dalam rata-rata 806.000 infeksi sehari pada 15 Januari. Namun, banyak infeksi tidak terhitung karena mereka terdeteksi oleh alat pengujian di rumah dan tidak dilaporkan.

Meski jumlah kasus masih relatif tinggi, desakan untuk menghentikan darurat kesehatan mulai muncul dari beberapa negara bagian. Di negara bagian Iowa, misalnya, gubernur mengumumkan bahwa proklamasi bencana kesehatan masyarakat akan diakhiri pada 15 Februari mendatang. Ini juga didorong oleh angka vaksinasi yang mulai tinggi.

"Flu dan penyakit menular lainnya adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari, dan virus corona dapat ditangani dengan cara yang sama," cuit Gubernur Iowa, Kim Reynolds.

Hingga saat ini, AS tetap menjadi negara yang memiliki kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Dalam data New York Times, Negeri Paman Sam itu telah menemukan 76,2 juta infeksi virus corona.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Ngamuk! Tiba-tiba Frustrasi Hilang Kesabaran, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular