Internasional

Fakta-fakta Warga Inggris Terancam Sengsara Gegara Listrik

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 February 2022 18:35
Menara Elizabeth dan lonceng 'Big Ben' di Gedung Parlemen, London, Inggris (14/8/2019). (REUTERS / Neil Hall)
Foto: Menara Elizabeth dan lonceng 'Big Ben' di Gedung Parlemen, London, Inggris (14/8/2019). (REUTERS / Neil Hall)

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Inggris kini terancam "sengsara" akibat membengkaknya biaya hidup. Ini terjadi akibat kenaikan harga listrik dan gas. 

Lalu mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut fakta-fakta naiknya tarif listrik yang membuat warga sengsara, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.



Kenaikan Hingga 54%

Operator mengatakan tarif akan naik 54% ke pengguna rumah tangga. Hal itu akan berlaku mulai April 2022.

Sekitar 18 juta rumah tangga dengan tarif standar akan mengalami kenaikan tarif listrik dari rata-rata 693 pound (sekitar Rp 13 juta). Dari 1.277 pound (sekitar Rp 24 juta) menjadi 1.971 pound (Rp 38,5 juta) per tahun.

Sekitar 4,5 juta pelanggan prabayar, juga akan melihat kenaikan sekitar 708 pound (Rp 13,8 juta). Dari 1.309 pound (Rp 25,5 juta) menjadi 2.017 pound (Rp 39,3 juta) per tahun.

"Jumlah tagihan Anda akan naik tergantung pada seberapa banyak energi yang Anda gunakan," tulis BBC mengutip otoritas listrik setempat, dikutip Jumat (4/2/2022).

Penyebab Kenaikan Harga

Sebelumnya harga gas mengalami kenaikan sejak pertengahan 2021. Ini akibat dibukanya semua pintu negara dari penguncian Covid-19 akibat melandainya kasus.

Gas, yang menjadi sumber energi unggulan Inggris dan Eropa, jadi rebutan. Alhasil pasokan minim tapi permintaan tinggi.

Musim dingin Eropa juga memberi tekanan. Inggris relatif terpukul karena sekitar 85% rumah memiliki pemanas sentral gas, di mana gas menghasilkan sepertiga dari listrik negara.

Regulator listrik pemerintah Ofgem, mengatakan tingginya harga gas alam juga menyebabkan goncangan antara utilitas. Ada 29 perusahaan tengan 4,3 juta pelanggan telah bangkrut atau meninggalkan pasar selama setahun terakhir.

Musim dingin disalahkan sebagai penyebab melonjaknya harga. Ini disebut telah memberi tekanan ke pasokan dan peningkatan permintaan.

Menaikkan Biaya Hidup

Hal ini diyakini akan mempengaruhi biaya hidup warga. Lebih banyak rumah tangga akan menghabiskan pendapatan mereka dengan tidak proporsional untuk energi.

Berdasarkan data lembaga think tank Resolution Foundation, jumlah rumah yang menghadapi "tekanan akibat energi" di Inggris akan meningkat tiga kali lipat menjadi 6,3 juta setelah April. Pensiunan dan orang-orang di perumahan otoritas lokal akan terkena dampak paling parah.

"Ini memperingatkan rumah tangga Inggris menghadapi 'bencana biaya hidup'," tulis lembaga itu.

Kenaikan energi diyakini meningkatkan harga pangan di masyarakat. Belum lagi tagihan pajak juga disebut akan naik seiring kenaikan tarif asuransi nasional.

Bank of England (BoE), juga telah menaikkan suku bunga yang pasti berimbas ke kredit warga. Ini dilakukan demi menahan laju inflasi, yang mendekati level tertinggi 30 tahun di Desember 2021. 

Tindakan Pemerintah

Pemerintah sendiri telah didesak untuk mengambil tindakan. Perdana Menteri Boris Johnson berada di bawah tekanan untuk mengendalikan krisis biaya hidup.

Menteri keuangan Rishi Sunak diperkirakan akan mengumumkan paket dukungan ke warga. Menurut The Times, ini termasuk potongan harga untuk rumah tangga miskin.


(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minta Naik Gaji! Warga Inggris Berencana Mogok Kerja Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular