
Terkuak! Kronologi Munculnya Virus NeoCov, Tewaskan 858 Orang

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekelompok ilmuwan China telah menemukan jenis virus corona baru. Virus baru itu dinamakan dengan nama 'NeoCov'.
Penelitian mengenai penemuan virus tersebut diterbitkan oleh para peneliti China dalam jurnal BioRxiv. Meski begitu, belum ada tinjauan sejawat mengenai NeoCov.
Dalam laporan tersebut, NeoCov mulai pertama kali dideteksi di antara kelelawar di Afrika Selatan. Virus ini bersifat zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia dan dapat ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan.
Meski begitu, disebutkan bahwa NeoCoV sebenarnya bukan varian baru dari virus corona yang telah menyebabkan pandemi global. Sebaliknya, virus tersebut berasal dari jenis virus corona yang berbeda, yang terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (Mers-CoV).
Mers-CoV sendiri virus yang ditularkan ke manusia dari unta dromedari (Arab) yang terinfeksi. Hingga saat ini, ilmuwan masih mempelajari dari mana unta mendapatkan virus ini.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan potensinya perlu kejelasan lebih lanjut. Ini terkait dengan kemungkinan infeksi parah dan juga vaksinnya bila diperlukan saat virus itu mulai menggurita.
"Mers-CoV telah diidentifikasi pada dromedari di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan," kata WHO, dikutip dari Media Internasional berbasis di Inggris, Independent.
"Secara total, 27 negara telah melaporkan kasus sejak 2012, menyebabkan 858 kematian yang diketahui karena infeksi dan komplikasi terkait."
Sementara itu, studi ini menunjukkan ada potensi ancaman NeoCoV menginfeksi manusia, tetapi tidak ada bukti sejauh ini atau tidak ada indikasi seberapa menular atau fatalnya. Tes laboratorium juga menunjukkan bahwa kemampuan NeoCoV untuk menginfeksi sel manusia buruk.
"Kita perlu melihat lebih banyak data yang mengkonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang terkait sebelum menjadi cemas," Profesor Lawrence Young, seorang ahli virus di Universitas Warwick, mengatakan kepada media yang sama.
(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi Peneliti Temukan Virus Baru "Neocov"