Internasional

Awal Mula Virus NeoCov Muncul & Tewaskan 858 Orang

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 February 2022 07:20
INFOGRAFIS, Membunuh 1 dari 3 Pasien, Ini Fakta Terbaru Virus NeoCov
Foto: Infografis/ Virus NeoCov/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekelompok peneliti di China kembali menemukan virus varian baru bernama Neoromicia Capensis atau NeoCov. Virus yang ditemukan pada kelelawar Afrika Selatan ini disebut mudah menular dan berisiko menimbulkan kematian.

Penelitian mengenai penemuan virus tersebut diterbitkan oleh para peneliti China dalam jurnal BioRxiv. Meski begitu, belum ada tinjauan sejawat mengenai NeoCov.



Melalui laporan yang diterbitkan dalam jurnal BioRxiv tersebut, peneliti dari Universitas Wuhan dan Institut Biofisika Akademi Ilmu Pengetahuan China mengatakan virus NeoCov bukan varian baru virus corona. Bahkan virus ini sudah ada sejak lama.

Dikatakan NeoCov pertama kali dideteksi di antara kelelawar di Afrika Selatan. Virus ini bersifat zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia dan dapat ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan.

Virus NeoCov juga dikatakan berhubungan dengan wabah Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV) pada tahun 2012 dan 2015. Ini juga dilaporkan mirip dengan SARS-CoV-2 atau virus corona yang kini tengah melanda dunia.

MERS-CoV sendiri virus yang ditularkan ke manusia dari unta dromedari (Arab) yang terinfeksi. Hingga saat ini, ilmuwan masih mempelajari dari mana unta mendapatkan virus ini.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan potensi virus ini perlu kejelasan lebih lanjut. Ini terkait dengan kemungkinan infeksi parah dan juga vaksinnya bila diperlukan saat virus itu mulai menyebar.

"MERS-CoV telah diidentifikasi pada dromedari di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan," kata WHO, dikutip dari Media Internasional berbasis di Inggris, Independent.

"Secara total, 27 negara telah melaporkan kasus sejak 2012, menyebabkan 858 kematian yang diketahui karena infeksi dan komplikasi terkait."

Virus ini disebut-sebut dapat membunuh 1 dari 3 orang yang terinfeksi. Namun, WHO menegaskan bahwa viru NeoCov ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Dalam penelitian itu, para ilmuwan yang berbasis di Wuhan juga memperingatkan bahwa NeoCoV dapat menyebabkan masalah jika ditransfer dari kelelawar ke manusia. Tes laboratorium menunjukkan bahwa kemampuan NeoCoV untuk menginfeksi sel manusia buruk.

Virus corona khusus ini tampaknya tidak dinetralisir oleh antibodi manusia yang dilatih untuk menargetkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, atau MERS-Cov. Meski NeoCov menunjukkan ada potensi ancaman menginfeksi manusia, tetapi tidak ada bukti sejauh ini atau tidak ada indikasi seberapa menular atau fatalnya.

"Kita perlu melihat lebih banyak data yang mengkonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang terkait sebelum menjadi cemas," kata Profesor Lawrence Young, ahli virus di Universitas Warwick, mengatakan kepada media yang sama.

MERS sendiri tidak menular di antara manusia dengan sangat mudah. Manusia yang tertular umumnya terpapar dari kontak dekat dengan hewan infeksius. Meski virus dalam bentuk alami tidak menginfeksi manusia, para peneliti tetap membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai virus baru tersebut.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi Peneliti Temukan Virus Baru "Neocov"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular