Kemenkes Beberkan Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 Sepekan

News - Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
01 February 2022 09:30
Zona merah di Kelurahan Kerukut, Tamansari, Jakarta, Senin (10/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Zona merah di Kelurahan Kerukut, Tamansari, Jakarta, Senin (10/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, salah satunya karena meningkatnya jumlah tes dan pelacakan (tracing) di tengah masyarakat.

Pelaksanaan tes dan pelacakan yang masif merupakan salah satu upaya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi dini keberadaan Covid-19.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi berkata, dalam sepekan terakhir terjadi kenaikan positivity rate di Indonesia. Kenaikan ini seiring bertambahnya kasus konfirmasi Covid-19, pelaksanaan tes dan pelacakan.

"Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing," kata Nadia, dalam keterangan tertulis, Selasa (01/02/2022).

Menurut Nadia, perkembangan Covid-19 di Indonesia bisa diperoleh jika melihat data dalam kurun sepekan, alih-alih harian. Dia menyebut data secara utuh dan informasi yang tepat bisa diperoleh jika melihat data dalam rentang satu minggu.

Kenaikan positivity rate Indonesia disebutnya menunjukkan kemampuan deteksi atau testing dan tracing. Kemenkes mencatat, hingga 30 Januari 2022 lalu, jumlah orang yang sudah menjalani tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh di atas anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

"Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala," tuturnya.

Kenaikan angka kasus Covid-19 dalam satu minggu terakhir telah diantisipasi Kemenkes dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan Covid-19. Nadia berharap, persiapan ini bisa menjawab kekhawatiran masyarakat.

Berdasarkan data Kemenkes, dalam skala nasional total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan Covid-19 saat ini berjumlah 78.825. Jumlah ini dapat tingkatkan hingga kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur.

"Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak," katanya.

Nadia meminta masyarakat tetap patuh protokol kesehatan agar penyebaran Covid-19 tidak meluas dan semakin bertambah jumlahnya. Dia juga menyarankan penderita Covid-19 yang tidak bergejala untuk menjalani perawatan dengan isolasi mandiri di rumah, serta memanfaatkan layanan telemedisin yang ada.

"Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada," ujarnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kasus Covid-19 RI Hari Ini Bertambah 479, Terbanyak dari DKI


(wia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading