Jika Rem Mendadak Gegara Omicron, Pengusaha: Ekonomi Kolaps

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Rabu, 26/01/2022 18:10 WIB
Foto: Suasana Aktivitas Warga Jakarta. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meningkatnya kasus Covid-19 di DKI Jakarta memang kian mengkhawatirkan. Namun, kalangan pengusaha menilai rem darurat bukan opsi yang bijak saat ini. Pasalnya, ada potensi terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan merumahkan karyawan.

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Apindo DKI Jakarta Nurjaman menilai pemerintah seharusnya bisa belajar pada pengalaman selama dua tahun terakhir. Ketika terjadi rem darurat, maka kondisi ekonomi kian tidak menentu.

"Gimana bayar karyawan kalau nggak jalan apa-apa. Karyawan dirumahkan, mesti dibayar gajinya. kita nggak produksi. Kemarin aja cadangan modal habis untuk membayar gaji karena kita tidak produksi, bayar operasional perawatan gedung walau tidak dipakai tapi harus dirawat. Begitu dibuka nggak punya modal harus cari modal," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/1/22).


Mencari modal setelah kolaps bukan pekerjaan mudah. Banyak pengusaha yang harus kalah dari keadaan, hal ini terlihat dari jebloknya pertumbuhan ekonomi.

Foto: Suasana Mall Ambassador, Jakarta, Selasa (25/1/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

"Remnya jangan kurangi kinerja tapi remnya perketat prokes, soalnya kalau menggunakan rem darurat untuk kurangi aktivitas kerjaan, kolaps lagi dah. Kemarin saat rem darurat -8 DKI Jakarta," sebut Nurjaman.

Anjloknya pertumbuhan ekonomi hingga -8% terjadi akibat banyak sektor jatuh. Beberapa yang paling terluka diantaranya adalah transportasi, logistik hingga pariwisata.

"Ini yang jadi permasalahan, kita dihantui dengan pandemi, omicron, kita baru mulai bergerak gini. Sudah dihadapi dengan pandemi tapi memang buah simalakama, pemerintah melakukan itu karena kepentingan umum," ujarnya.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Sambut Kedatangan PM Malaysia Anwar Ibrahim