
RI Gandeng Singapura Interkoneksi Listrik, Bakal Ada Ekspor?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng menandatangani Nota Kesepahamaan (Memorandum of Understanding/MOU) di bidang kerja sama energi.
Penandatanganan MoU Kerja Sama Energi ini menjadi salah satu deliverables pada pertemuan Leaders Retreat antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada tanggal 25 Januari 2022 di Bintan.
Menteri Arifin Tasrif menyampaikan, MoU kerjasama bidang energi memayungi sejumlah area, termasuk diantaranya: pengembangan EBT seperti PLTS dan hidrogen, interkoneksi listrik lintas batas dan jaringan listrik regional, perdagangan energi, pembiayaan proyek energi dan peningkatan kapasitas SDM.
Seperti diketahui sebelumnya, pemerintah memang membuka peluang untuk melakukan ekspor listrik ke negara tetangga Singapura. Tak hanya Singapura, ekspor listrik juga akan dilakukan ke Asia Tenggara (ASEAN).
Potensi ekspor listrik ke Singapura bahkan ASEAN itu dipicu atas adanya pembangunan jaringan listrik ASEAN Grid. Tentunya itu bisa menjadi peluang terbuka Indonesia untuk melakukan ekspor listrik.
Di samping itu, MoU antara Menteri ESDM dan Menteri Singapura tersebut mengatur pula pelaksanaan Kelompok Kerja Energi (Working Group on Energy) yang akan menjadi forum rutin untuk menetapkan, memantau, dan mengevaluasi kerja sama energi antara kedua negara.
"Saya yakin Working Group jadi forum krusial bagi kedua pihak untuk bekerja sama membantu merealisasikan transisi energi pada masing-masing negara. Topik seperti CCUS dan pengembangan energi baru dan terbarukan akan menjadi perbincangan," jelas Arifin.
Dalam kesempatan tersebut, Arifin juga menyampaikan urgensi pengembangan EBT antara kedua negara untuk mendukung pengembangan Green Data Centre dan Industri Berbasis EBT (Renewable Energy Based Industry/REBID). Pengembangan EBT juga akan berkontribusi pada upaya transisi energi dan komitmen pengurangan emisi karbon kedua negara.
Arifin mengungkapkan, posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi Singapura untuk turut serta berkontribusi mewujudkan tujuan dari transisi energi. "Termasuk di dalamnya topik mengenai aksebilitas energi, pengembangan smart dan clean technology, serta pembiayaan energi," tegas Arifin.
Seperti diketahui sebelumnya, pada tanggal 25 Oktober 2021 Menteri ESDM menyaksikan penandatanganan 2 (dua) Joint Development Agreement (JDA) di bidang pengembangan PLTS antara entitas bisnis Indonesia dan Singapura, yaitu JDA antara PT Trisurya Mitra Bersama (Suryagen) - PLN Batam dan Sembcorp Industries, dan JDA antara Medco Power Energy dengan Gallant Venture dan PacificLight Energy. JDA ini akan memayungi rencana ekspor tenaga listrik yang dihasilkan dari PLTS di Indonesia ke Singapura menggunakan teknologi transmisi kabel laut HVAC. (NA)
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Gembira! Pemerintah Gratiskan Pemasangan Listrik Baru