Internasional

Doakan Ya! Pfizer-BioNTech Uji Klinis Vaksin Khusus Omicron

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 26/01/2022 10:25 WIB
Foto: Botol vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 yang disetujui untuk anak berusia 5-11 tahun terlihat di Cohen Children's Medical Center, New Hyde Park, New York, AS, 4 November 2021. (REUTERS/ Andrew Kelly)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pfizer Inc dan BioNTech SE meluncurkan uji klinis untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas vaksin khusus Omicron, Selasa (25/1/2022). Di Januari 2022, CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) itu akan merilis vaksin khusus omicron Maret.

Vaksin tersebut juga diklaim ampuh menahan varian Covid lainnya. Pfizer menyiapkan vaksin baru karena permintaan banyak negara.


"Harapannya adalah kita akan mencapai ... perlindungan yang jauh lebih baik, terutama terhadap infeksi," kata Bourla, dikutip dari CNBC International.

Studi klinis Pfizer dan BioNTech akan mengevaluasi hingga 1.420 peserta berusia 18 hingga 55 tahun. Selain mengevaluasi vaksin Omicron, beberapa orang akan menerima dosis keempat dari vaksin saat ini.

Sementara CEO BioNTech Ugur Sahin menunjukkan data kemanjuran vaksin yang sudah ada saat ini terhadap Omicron berkurang lebih cepat dibandingkan dengan varian virus sebelumnya. Sehingga dibutuhkan vaksin baru.

"Tujuannya adalah untuk mengembangkan vaksin yang memberikan perlindungan tahan lama terhadap Omicron," kata pemimpin perusahaan bioteknologi Jerman itu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menemukan bahwa dosis booster vaksin Pfizer 90% efektif mencegah rawat inap dari Omicron, 14 hari setelah suntikan ketiga diberikan. Menurut data dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris yang diterbitkan awal Januari, dosis penguat juga hingga 75% efektif mencegah infeksi simtomatik (bergejala) dari Omicron dua hingga empat minggu setelah suntikan ketiga.

Namun, penelitian ini menemukan bahwa booster melemah secara substansial setelah sekitar 10 minggu. Di mana perlindungan turun menjadi 45% hingga 50% terhadap infeksi simtomatik.

WHO mengatakan ada lebih dari 80 juta kasus Covid-19 yang dilaporkan sejak varian Omicron diidentifikasi, akhir November 2021. Jumlah ini lebih dari yang dilaporkan sepanjang tahun 2020.


(tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sengketa Pulau Tujuh, Gubernur Babel Gugat Mendagri