Bos Badan Geologi Beberkan Isi Harta Karun Lumpur Lapindo

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 25/01/2022 20:03 WIB
Foto: Kampung Tenggelam Lumpur Lapindo (Budi Sugiharto/detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono kembali membeberkan potensi 'harta karun' di Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Dalam Program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (25/01/2022), Eko mengungkapkan, berdasarkan hasil penyelidikan umum sejak 2020, 'harta karun' yang kandungannya cukup tinggi di Lumpur Lapindo ini yaitu Lithium (Li) dan Stronsium (Sr).

Lithium merupakan salah satu mineral kritis yang bisa diolah menjadi bahan baku komponen teknologi masa depan, salah satunya baterai, baik baterai untuk kendaraan listrik maupun baterai untuk pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).


Sementara untuk kandungan 'harta karun' super langka alias logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element di lumpur Lapindo ini, menurutnya kadarnya cukup rendah.

"Terkait penyelidikan umum di lumpur Sidoarjo, yang kadarnya cukup tinggi adalah Lithium. Ini merupakan mineral kritis untuk energi bersih dan high tech ke depan. Dari sample yang kami dapatkan, logam tanah jarang dalam hal ini Celium ini cukup rendah," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/01/2022).

Karena terindikasi kadar Lithium dan Stronsium tinggi di lumpur Lapindo ini, maka saat ini pihaknya tengah melakukan uji ekstraksi untuk lithium. Pengujian pun dilakukan di laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batu Bara (Puslitbang Tekmira) Kementerian ESDM.

"Di tahun 2021 Litbang Tekmira sudah tindaklanjuti ini dan fokus ke logam Lithium, karena metode ekstraksi bisa dikenal saat ini dan skala lab dengan recovery yang cukup," tuturnya.

Setelah melakukan uji ekstraksi ini, nantinya pihaknya akan melakukan pengujian lebih lanjut terkait kelayakan keekonomian logamnya.

"Kelayakan ekonomi ini kita tingkatkan statusnya dan akan melihat kajian-kajian lainnya, baik terkait penambangan, ekstraksi, lingkungan. Ada 10 kajian yang kita lakukan di sana hingga sampai tahapan apakah ini ekonomis ditambang atau tidak," paparnya.

Dari sisi lumpurnya sendiri, lanjutnya, bisa dijadikan sebagai bahan baku keramik, tembikar, bata, dan genteng.

"Selain itu, memang lumpur ini sendiri secara commodity bukan logam ini sudah kita coba untuk bahan baku keramik, tembikar, bata, dan genteng. Hasilnya juga cukup bagus karena mengembang, punya sifat yang cukup bagus untuk keramik," jelasnya.

Perlu diketahui, pusat atau titik semburan lumpur Sidoarjo terletak di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, berjarak sekitar 200 meter dari sumur pengeboran gas Banjar Panji - 1 milik PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo Kabupaten Sidoarjo.

Semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, terjadi sejak 29 Mei 2006 lalu.

Mengutip situs Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, bencana ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama, mengingat sebagian dari para ahli geologi memperkirakan fenomena semburan akan berlangsung lebih dari 30 tahun, sementara bencana alam lain yang ada pada umumnya berlangsung pendek (banjir dalam hitungan hari/minggu, tsunami dalam hitungan jam, longsor/angin topan dalam hitungan menit, gempa bumi dalam hitungan detik).


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Resmikan Proyek Baterai EV Terbesar Asia Rp 96 Triliun