Blak-blakan Luhut Soal Omicron di RI Hingga PPKM Darurat
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan hasil rapat terbatas penanganan pandemi Covid - 19. Disampaikan penyebaran kasus omicron terus meluas, namun tingkat perawatan dan kematian rendah.
"Omicron memberikan risiko perawatan dan juga tingkat kematian yang rendah, namun kecepatan virus ini menginfeksi yang menyebabkan kasus meningkat tajam," jelasnya kemarin, Senin (25/1/2022).
Dalam seminggu terakhir kasus harus terus meningkat khususnya wilayah Jawa - Bali. Kenaikan diidentifikasi masih bersumber dari wilayah Jabodetabek. Namun infeksi dari pelaku perjalanan luar negeri sudah berkurang di bawah 10%.
Sehingga dapat disimpulkan transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibanding waktu sebelumnya. Meski kasus meningkat, lanjut Luhut, pemerintah masih memegang kendali karena jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian lebih rendah 90% dibandingkan puncak Delta.
Tingkat Bed Okupansi Ratio (BOR) di Jawa Bali juga lebih baik ketimbang saat kenaikan varian Delta. Sehingga memberikan ruang sebelum mencapai batas mengkhawatirkan pada tingkat 60%.
"Pemerintah tetap waspada terutama melihat angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan. saat ini angka RT di jawa sudah mencapai 1 dan Bali lebih dari 1," jelasnya.
Namun pemerintah masih yakin kasus varian omicron tidak akan meledak seperti yang terjadi di Afrika Selatan. Melihat tingkat vaksinasi yang tinggi dan kedisiplinan warga di Indonesia yang lebih baik.
Melihat aturan PPKM, saat ini Luhut melihat ada peningkatan jumlah kota yang masuk ke Level 1. Meski begitu DKI Jakarta malah masuk dalam asesmen situasi provinsi yang masuk dalam PPKM level 3.
"Teater perang pandemi yang terjadi di DKI Jakarta menyebabkan asesmen tersebut dalam level 3. namun dalam melakukan asesmen level PPKM, pemerintah secara konsisten memperlakukan DKI sebagai satu kesatuan wilayah Aglomerasi Jabodetabek," jelasnya.
Dimana saat ini secara aglomerasi, Jabodetabek saat ini masih dalam level 2. Dimana rincian terkait level PPKM dapat dilihat pada Inmendagri yang akan terbit.
(dce/dce)