
Omicron Minggir! 'Kiamat' Babi Serang Thailand

Sementara itu kekurangan dagingg babi membuat banyak konsumen Thailand beralih ke daging buaya. Peternakan yang awalnya menjual kulit buaya untuk industri fesyen kini kebanjiran permintaan daging.
"Banyak penjual makanan dan restoran datang kepada saya untuk meminta daging buaya untuk dibeli," kata salah seorang pertenak Wichai Roongtaweechai dikutip dari Nikkei Asia.
Penjualan daging buaya melonjak 100 kilogram per harı, dari 20 kilogram per hari. Ia mengaku bisa mendapatkan sekitar 50 kg daging dari setiap buaya.
Harga juga kini mengalami kenaikan menjadi antara 80-190 bath. Bagian yang laris manis adalah ekor karena lembut, kenyal dan rendahlemak.
Larangan Ekspor
Sementara itu, pemerintah berusaha memperbaiki situasi degna melagrana ekspor babi bidup. Aturan berlaku hing 5 April uituk meningkatkan askan babu lokal.
Bank untuk Koperasi Pertanian dan Pertanian (BAAC) yang dikelola negara juga diminua memberikan pinjaman lunak senilai 30 miliar bath. Ini untuk mendukung para petani dalam upaya untuk meningkatkan produksi pakan babi dan ternak.
Presiden BAAC, memperkirakan bahwa 90% dari total 190.000 peternak babi Thailand adalah petani kecil yang menyumbang sekitar 30% dari total produksi. BAAC menghitung 59.205 dari mereka sebagai pelanggannya.
Produsen menengah dan besar membentuk 3% dari total produsen tetapi mereka mencapai hingga 70% dari total babi, diperkirakan rata-rata 22 juta per tahun. Di mana 90%-nya adalah untuk konsumsi domestik.
(sef/sef)[Gambas:Video CNBC]