Internasional
China Bangun 'Dubai' di Sri Lanka, Pusat Ekonomi Baru Dunia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah megaproyek baru akan segera dibuat oleh China di Sri Lanka. Proyek itu merupakan proyek pembangunan sebuah kota baru di ibukota Colombo.
Proyek itu sendiri dinamai Colombo Port City. Kota itu dibangun di sebuah lahan reklamasi baru yang terletak persis di sebelah kawasan distrik bisnis kota itu.
Nantinya, Colombo Port City akan menjadi kota berteknologi tinggi. Kota itu, memiliki marina dan area perumahan serta ditargetkan menjadi pusat keuangan dunia.
"Tanah reklamasi ini memberi Sri Lanka kesempatan untuk menggambar ulang peta dan membangun kota dengan proporsi dan fungsionalitas kelas dunia - dan bersaing dengan Dubai atau Singapura," ujar anggota Komisi Ekonomi Kota Pelabuhan Kolombo, Saliya Wickramasuriya kepada BBC, dikutip Kamis (20/1/2022).
Untuk pembangunannya, China Harbour Engineering Company (CHEC) akan berinvestasi sebesar US$ 1,4 miliar (Rp 20 triliun) guna melakukan reklamasi awal seluas 2,6 km2. Sebagai imbalannya, perusahaan itu telah diberikan hak sewa selama 99 tahun.
Para pejabat memperkirakan akan memakan waktu sekitar 25 tahun untuk menyelesaikan proyek tersebut. Ditargetkan kota itu akan dihuni sekitar 80 ribu orang dan memiliki aturan bebas pajak.
Meski begitu, beberapa pihak mulai menyuarakan kekhawatirannya terkait pembangunan ini. Mereka takut bahwa China akan menjadi lebih berkuasa dan aturan yang berlaku di Sri Lanka tidak dapat diberlakukan lagi.
"Saat ini cara pemerintah telah menyetujui China, China telah mengambil alih sebanyak apapun di Port City, semuanya," kata anggota parlemen oposisi Rajitha Senaratne.
Tuduhan ini pun sontak dibantah oleh pemerintah Sri Lanka. Saliya menegaskan Colombo Port City tetap menjadi wilayah kedaulatan Sri Lanka dan seluruh aturan yang digunakan merupakan aturan yang juga berlaku di negara itu.
"Seluruh wilayah berada di bawah kendali kedaulatan Sri Lanka. Hak untuk berpatroli, polisi, imigrasi, dan tugas keamanan nasional lainnya berada di tangan pemerintah Sri Lanka," tegasnya.
Sementara itu, pembangunan ini sendiri dilakukan saat Sri Lanka sedang mengalami krisis ekonomi. Krisis ini sendiri disebabkan oleh menipisnya devisa negara akibat digunakan untuk membayar utang ke Bejing.
Sri Lanka merupakan salah satu negara dunia yang sering meminta pendanaan dari China dengan skema pprogram One Belt One Road (OBOR) alias Belt and Road Initiatives. Salah satu proyek terkemuka yang dilakukan negara itu dengan China adalah Pelabuhan Hambantota, di mana negeri itu tak mampu membayarkannya kembali utangnya dan akhirnya menyewakan area itu kepada China selama 99 tahun.
[Gambas:Video CNBC]
Jebakan Utang China Bikin Ngeri, Presiden Ini 'Turun Gunung'
(tps)