
BOR DKI Tembus 30%, Stok Obat Terapi Kosong, Vitamin Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Antisipasi dalam menghadapi gelombang ketiga Covid-19, stok obat-obatan terapis Covid-19 justru kosong di pasar Pramuka. Sebaliknya, Ketua Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Yoyon mengungkapkan bahwa stok vitamin justru melimpah ruah, mulai dari vitamin A, B, C, D hingga jenis-jenis lainnya.
"Kalau vitamin banyaknya minta ampun, stok jutaan butir. Jadi masyarakat Jakarta pada khususnya dan Indonesia umumnya tidak usah khawatir, jutaan butir kita sediakan ke masyarakat untuk imun tubuhnya, dan saya bisa menjamin harga tidak akan melambung," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/1/22).
Lebih jauh Yoyon menyebut bahwa sejak dulu atau awal mula pandemi Covid-19, harga vitamin tidak melambung karena bisa dikondisikan, yakni persediaan vitamin yang mencukupi hingga antisipasi hadirnya spekulan.
"Dari gelombang 1, 2, aman-aman aja untuk vitamin daya tahan tubuh imun. Karena yang kita khawatirkan spekulan vitamin udah kita berantas duluan. Jadi untuk vitamin stabil dan persediaan cukup berlebih," sebut Yoyon.
Munculnya spekulan sempat membuat harga obat terapis Covid-19 meningkat. Namun, itu tidak terjadi pada vitamin. Hingga saat ini stok dan harga vitamin masih tergolong aman.
"Harganya mulai dari Rp25 ribu sampai Rp2 juta. Per botol ada yang isi 250, 10, 100, 60 butir, tinggal masyarakat maunya yang mana aja," jelas Yoyon.
![]() Petugas ambulans memberikan data pasien Covid-19 kepada petugas jaga di Wisma Atlet, Jakarta, Senin (17/1/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
Kehadiran vitamin untuk daya tahan tubuh jelas dibutuhkan masyarakat. Apalagi Perlahan tetapi pasti, kenaikan kasus positif mulai membebani sistem pelayanan kesehatan nasional. Selain kasus aktif, tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) merangkak naik.
Per 16 Januari 2022, BOR nasional ada di 6%. Memang masih relatif rendah, jauh di bawah kala virus corona varian delta meneror Ibu Pertiwi pada kuartal III-2021. Akan tetapi, BPR 6% itu adalah yang tertinggi sejak awal Oktober tahun lalu.
Hal yang perlu dicermati adalah BOR di Provinsi DKI Jakarta. Kini, BOR di provinsi pimpinan Gubernur Anies Rasyid Baswedan ini sudah berada di atas 30%. Kali terakhir BOR di Ibu Kota berada di atas 30% adalah pada pertengahan Agustus 2021.
Tanpa mengecilkan wilayah lain, Jakarta memang patut 'dipelototi'. Sebab, Jakarta menjadi penyumbang terbesar kasus omicron nasional.
Per 16 Januari 2022, Jakarta menyumbang 396 kasus positif omicron. Artinya, hampir 70% kasus positif omicron ada di Jakarta.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Datang, Harga Obat-Obatan Mulai 'Terbang'
