Oh! Ini Alasan Rumah di Pondok Indah Hingga Menteng Diobral

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak rumah mewah di kawasan mewah yang dijual oleh pemiliknya. Selain biaya pemeliharaan yang mahal, tapi orang kaya pemilik rumah mewah juga sudah melewati masa usia produktif.
Terlihat banyak juga rumah di kawasan elit yang dipasang papan penawaran penjualan. Begitu juga di laman e-commerce juga banyak rumah yang ditawarkan dengan harga Rp10 miliar ke atas. Pengamat juga melihat rumah kawasan Menteng, Kebayoran Lama, hingga Senopati yang banyak dijual pemilik.
"Ini yang namanya fenomena sosial cycle. Seperti di Pondok Indah itu dulu top untuk orang-orang mapan tahun 80-an, waktu umurnya 40 tahun, di Menteng Kebayoran," kata Pengamat Properti Panangian Simanungkalit, kepada CNBC Indonesia, Senin (17/1/2022).
Rumah di lelang di Jl.Cut Nyak Dien No.4, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat (Tangkapan Layar via lelang.go.id) |
Makanya terlihat banyak terlihat rumah-rumah yang dijual oleh pemilik. Selain karena biaya perawatan mahal, pajak mahal, orang yang mengisi rumah itu juga tidak lagi sebanyak dulu. Karena anak-anak yang sudah menikah.
Sehingga tidak sedikit orang kaya itu berpindah ke rumah yang lebih kecil. Bahkan keluar Jakarta sampai daerah BSD, Tangerang Selatan.
"Mereka pindah juga bukan berarti kekurangan uang. Kalau kurang uang banget mereka akan jual aset yang lebih mudah cair pastinya. Tapi dari lebih banyak dari faktor sosiologi misalkan tinggal dua orang yang tinggal di rumah itu ya mereka mending keluar untuk pensiun," jelasnya.
Dari pandangannya rumah mewah di jual banyak terjadi di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, hingga Senopati. Namun penjual rumah di kawasan itu tetap tidak bergeming jika ditawar secara sadis oleh pembeli.
"Banyak itu di Pondok Indah, Kebayoran, Senopati juga kalau dijual nggak mendekati harga yang dia inginkan pasti nggak mau turun banget. Udah nggak laku dua sampai tiga tahun banyak yang harganya 60 - 70 jutaan per meter tanahnya," jelasnya.
Panangian mengatakan, jumlah orang kaya di Indonesia ini masih sungguh banyak dan dampak pandemi juga tidak mempengaruhi tingkat perekonomian orang kaya lama. Dimana bargaining power orang kaya juga masih besar karena bisa bertahan di masa krisis.
"Pandemi ini ini hanya buat ekonomi minus 2,1% kok. Beda kaya 1998 itu sampai 13%. Ekonomi teruji betul. Meski yang terkena dampak finansial bukan pribadi tapi perusahaan," jelasnya.
Dari pemberitaan sebelumnya, rumah mewah di banyak dijual pada kawasan Pondok Indah. Broker mengatakan pemilik rumah melepas karena pamor yang meredup juga alasan pemeliharaan. mulai dari mahalnya pajak, hingga urgensi tinggal di kawasan elit. Juga orang kaya jaman dulu yang sudah memasuki masa senja.
"Ada orang beli rumah tengah kota, beli rumah 500 meter persegi, 1000 meter persegi, tetapi dia pikir anak-anak mereka sudah nikah, kenapa saya nggak tinggal di pinggiran, sehingga saya punya saving. Kan konsep berpikir begitu daripada mereka bayar pajak PBB, kenapa saya nggak pindah ke daerah yang (rumahnya) lebih kecil dan saya punya tabungan," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (14/1/22).
Faktor Harga Stagnan
Fenomena itu, menurut Panangian yang membuat harga rumah di kawasan elit tidak bergerak. Tidak ada kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Karena permintaannya sedikit di kondisi saat ini, juga banyak pemilik rumah yang tidak bergeming menjual harga dengan miring.
"Bisa dibilang itu sebenarnya stagnan saja, nggak ada kenaikan harga di Pondok Indah. Kalau ditawarkan di bawah harga pasaran itu memang lazim saja. Tapi contohnya ada 500 rumah mewah yang ditawarkan di pasar, itu paling 10% itu yang jual murah," tuturnya.
[Gambas:Video CNBC]
Rumah Orang Kaya Pondok Indah Terjun Bebas Jadi Rp40 Juta
(dce/dce)