Begini Ramalan SKK Migas Soal Harga Minyak, Simak!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Senin, 17/01/2022 19:26 WIB
Foto: lapangan migas, doc SKK Migas

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, harga minyak dunia masih akan terkoreksi dan pada jangka pendek akan mengalami peningkatan.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, fluktuasinya harga minyak dunia tersebut, disebabkan adanya peningkatan permintaan pasca pandemi Covid-19.

"Dalam jangka panjang demand akan ada koreksi dengan isu-isu energi baru terbarukan dan hal-hal yang lain, juga masalah masuknya musim panas," jelas Dwi dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).

Indonesia sendiri, kata Dwi dalam bauran energi baru terbarukan (EBT) masih dalam proses yang akan membutuhkan jangka waktu yang lama. Kemungkinan akan ada tekanan untuk harga minyak dan harga gas diperkirakan akan cukup stabil.

Kendati demikian, lanjut Dwi dari sisi volume kebutuhan minyak akan meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dan akan diimbang dengan supply atau ketersediaan.

"Pada jangka panjang supply akan dapat mencukupi demand, sehingga harga minyak akan berada di kisaran US$ 60/bbl," jelas Dwi.

Adapun pada 2020-2050 kebutuhan minyak terus meningkat. Pada 2020 kebutuhan minyak mencapai 82,8 juta BOPD (barrel oil per day), kemudian pada 2030 112,9 juta BOPD, dan pada 2050 kebutuhan minyak mencapai 197,7 juta BOPD.

Sementara pada kebutuhan energi gas akan meningkat hingga 2050, sebagai agen transisi energi. Di mana pada 2020 kebutuhan gas mencapai 61 MMSCFD, kemudian akan meningkat menjadi 109,1 MMSCFD, dan menjadi 242,9 MMSCFD pada 2050.

"Konsumsi minyak naik 139% dan konsumsi gas naik 298%. Meskipun kebutuhan migas secara persentase menurun, namun secara volume kebutuhan migas makin membesar," jelas Dwi.



(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Duh! Lifting Migas RI Semester I-2025 Tak Capai Target