Harga Tambang Masih Wangi, Ekspor RI Terus Melejit
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Ekspor Indonesia pada Desember 2021 sebesar US$ 22,38 miliar atau tumbuh 35,30 secara year on year (Yoy) sementara dibandingkan bulan sebelumnya itu turun 2,04%. Peningkatan paling tinggi berasal dari sektor industri pengolahan dan pertambangan.
"Kinerja ekspor kita mudah-mudahan bisa berdampak pada ekonomi tahun 2022 ini," jelas Kepala Badan Pusat Pusat Statistik (BPS) Margo Yuono dalam konferensi pers, Selasa (17/1/2022).
Data BPS menunjukan ekspor non migas menyumbang 94,70% dari total ekspor di tahun 2021. Pangsa terbesar berasal dari sektor industri 76%, tambang 16%, migas 5%, dan pertanian 1,83%.
Secara rinci sumbangan terbesar dari sektor industri pengolahan yang naik 35% dengan nilai US$ 177 miliar. Lalu sektor tambang dan lainnya itu tercatat ekspor 2021 ini US$ 37,92 miliar jauh lebih tinggi dari 2020 atau naik 92%.
Sementara ekspor migas menyumbang US$ 12,28 miliar atau naik 48% dan terakhir pertanian dan perikanan tahun 2021 ini ekspornya US$ 4,24 miliar atau naik 2,86% secara year on year.
Berikut komoditas yang mengalami peningkatan terbesar ekspor terbesar menurut HS dua digit :
1. Lemak dan Hewan Nabati US$ 428 juta
2. Besi dan Baja US$ 321 juta
3. Mesin dan perlangkapan elektrik serta bagiannya US$ 172 juta
4. Nikel dan barang daripadanya US$ 92,5 juta
5. Berbagai produk kimia US$ 82 juta
Sementara yang mengalami penurunan menurut HS dua digit :
1. Bahan bakar mineral - US$ 880 juta
2. Logam Mulia dan perhiasan/permata - US$ 296 juta
3. Biji Logam, terak, dan abu - US$ 181 juta
4. Pupuk - US$ 54,4 juta
5. Kakao - US$ 49 juta
(emy/mij)