Sepi Berjamaah dan Terancam Bangkrut, Mal Mewah Diobral Murah

Tati Purwanti, CNBC Indonesia
15 January 2022 14:45
Suasana Blok M mall (CNBC Indonesia/Amndrean Kristianto)
Foto: Suasana Blok M mall (CNBC Indonesia/Amndrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 yang memaksa orang untuk menjaga jarak membuat banyak kebiasaan orang berubah dan berdampak pada berbagai ekonomi dan industri. Di Jakarta misalnya, pandemi membuat banyak mal legendaris sepi dan ditinggalkan penyewa karena tidak ada pengunjung.

Tren mal sepi itu terjadi di Plaza Semanggi hingga Blok M Mall, ada banyak kios tutup hingga dialih sewakan pada lokasi itu.

Blok M yang dulunya padat pengunjung dan salah satu mal favorit anak muda di Jakarta Selatan, kini sepi, terlihat banyak penyewa menutup kiosnya dan bahkan memasang tanda sewa atau dijual.

Di situs jual beli, seperti OLX ada banyak pemilik kios menjualnya dengan harga murah. Bahkan ada yang masih membuka negosiasi dengan tawaran harga miring itu, kondisi ini terpantau di Blok M Square.

"Di Jual Murah Banget. Mumpung covid, covid reda harga naik, lapak / counter / tempat usaha, ukuran 2 x 2 meter. Harga 155 juta Nego, Kalo gak Covid harganya bisa mencapai Rp 200 jutaan lebih," tulis penjual.

Penjual itu mengklaim lokasi kiosnya strategis terletak di jalan menuju Foodcourt lantai basement Blok M Square. Kios ini cocok untuk sejumlah usaha, dari pulsa, percetakan, sablon, jahit, bordir, batu akik, kacamata, sepatu, fashion, buku, dan souvenir, tidak untuk toko makanan dan minuman.

Ada juga yang menjual kios di Blok M dengan harga 176 juta berukuran 4m2. Selain itu, pemilik lain yang di banderol Rp 135 juta, padahal awalnya dibeli dengan harga Rp 250 juta.

Tenant Sepi, Ekosistem Mal Tak Lagi Bergairah

Banyaknya tenant atau penyewa menutup gerainya disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. Ini diungkapkan oleh Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah.

"Tenant sewa mal bukan karena lokasi, tapi nyewanya traffic, tugas mal itu mendatangkan traffic," katanya.

Sayangnya, saat mobilitas manusia di mall sepi, maka penyewa akan sulit bertahan. Di sisi lain, untuk yang sudah bangkrut akan kesulitan bangkit kembali.

"Tenant buka lagi kalau kondisi keuangan belum bagus ya susah, kita nggak mau tutup, kalo mal sepi, sewa nggak turun, makin sepi lagi malnya. Ini perlu kerja sama, tenant dihidupkan dulu, baru mal bisa menagih sewa," jelasnya.

Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Pusat Perbelanjaan di Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan pelaku usaha harus cepat berinovasi. Apalagi beberapa mal memang sudah terlihat sepi dari beberapa waktu lalu.

Selain itu juga ditambah persaingan pusat perbelanjaan juga ketat, setelah banyak mal baru bermunculan dan efek pembatasan sosial akibat pandemi.

"Perlu kreativitas, kreativitas penting banget sebab konsumen keinginannya berubah terus, jadi kita harus bisa tahun konsumen perlunya apa. Sering-sering lah kita ketemu konsumen, tanya mereka maunya apa, kemauan itu yang kita penuhi, mereka ingin belanja barang seperti apa, itu yang kita sediakan. Mereka ke toko nggak hanya belanja, tapi menikmati sensasinya," katanya kepada CNBC Indonesia.

Pengelola mal juga diminta harus menjalin kerja sama yang baik dengan penyewa. Stefanus mengatakan keringanan untuk para tenant terbuka dilakukan, namun juga harus memahami kondisi yang sulit saat ini.

"Selama pandemi bergandengan tangan semuanya pasti bisa diatasi dengan baik, ada saling pengertian. Ini bukan masalah yang kita kehendaki bersama, tapi kita harus hadapinya dengan bareng-bareng. Jangan mau menang sendiri, kalau dia nggak mau bayar sama sekali, susah juga," jelas Stefanus.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Karun Sukarno di Gedung Sarinah Punya Ukuran Epik!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular