RI Mulai Vaksin Booster Hari Ini, China Sudah 331 Juta Dosis

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 January 2022 08:50
Atrian vaksin booster di Inggris. (REUTERS/HANNAH MCKAY)
Foto: Atrian vaksin booster di Inggris. (REUTERS/HANNAH MCKAY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mulai hari ini, pemerintah Indonesia secara resmi memulai tahapan vaksinasi anti-virus corona dosis ketiga alias booster. Indonesia bukan yang pertama, berbagai negara sudah lebih dulu menyuntikkan booster ke lengan warganya.

"Mulai 12 Januari 2022, pemerintah akan melaksanakan vaksinasi ketiga dengan prioritas bagi lansia dan kelompok rentan. Saya memutuskan pemberian vaksin ketiga ini gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin.

Virus corona yang terus bermutasi, kini hadir varian omicron yang jauh lebih mudah menular, membuat umat manusia berpacu dengan waktu untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Dua dosis dirasa belum lengkap, kini perlu ada dosis ketiga.

Khasiat booster terlihat nyata di sejumlah negara. Di India, sudah lebih dari satu juga orang menerima vaksin booster hingga awal pekan ini. Hasilnya, angka perawatan di rumah sakit relatif rendah meski kasus positif harian meningkat gara-gara varian Omicron.

Kementerian Kesehatan India mencatat, hanya 5-10% pasien positif varian Omicron yang harus dirawat di rumah sakit. Jauh lebih rendah ketimbang varian Delta yang meneror tahun lalu, di mana angka perawatan di rumah sakit mencapai 20-23%. Mereka yang terjangkit varian Omicron umumnya hanya mengalami gejala ringan dan bisa pulih dengan perawatan di rumah.

"Situasinya masih dinamis. Namun saat ini kebutuhan perawatan di rumah sakit sudah berubah drastis," tegas Rajesh Bhushan, Menteri Kesehatan India, sebagaimana diwartakan Reuters.

Halaman Selanjutnya --> China Paling Maju Soal Booster

Kabar baik soal booster juga datang dari Inggris. Booster diyakini mampu memberikan perlindungan yang mumpuni sehingga Inggris belum membutuhkan suntikan vaksin dosis keempat.

"Data yang ada sangat menggembirakan dan menggambarkan betapa pentingnya suntikan booster," sebut Wei Shen Lim, Ketua Komite Vaksinasi dan Imunisasi Inggris, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Dua dosis vaksin, menurut kajian Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UK Health Security Agency/UKHSA), membuat risiko gejala berat di kelompok usia di atas 65 tahun turun 70%. Namun setelah enam bulan, khasiatnya turun menjadi 50%.

"Data yang ada menunjukkan vaksin booster dapat memberikan perlindungan yang tinggi terhadap gejala berat. Bahkan di kelompok yang rentan. Oleh karena itu, Komite memutuskan bahwa belum ada kebutuhan booster kedua, meski ini akan terus dikaji," tambah Lim.

Vaksinasi anti-virus corona sudah dimulai pada akhir 2020 atau awal 2021. Oleh karena itu, sekarang kebanyakan vaksin yang beredar adalah untuk keperluan booster, bukan lagi dosis pertama dan kedua. Mengutip catatan Our World in Data, 59,02% vaksin yang beredar di seluruh dunia per 10 Januari 2022 adalah untuk booster.

coronaFoto: Our World in Data
corona

Per 10 Januari 2022, total sudah 795,28 juta dosis booster yang sudah disuntikkan di seluruh dunia, Dari jumlah tersebut, China jadi yang terbanyak dengan 331 juta dosis. Artinya, 41,62% booster yang disuntikkan ada di Negeri Tirai Bambu.

Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat kedua dengan 75,7 juta dosis. Kemudian menyusul Jerman (36,15 juta), Inggris (35,66 juta), dan Brasil (30,33 juta).

coronaSumber: Our World in Data

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular