FOTO

Harga Migor Cs 'Terbang', Warteg Mati-Matian Tahan Harga!

CNBC Indonesia/Muhammad Sabki, CNBC Indonesia
Selasa, 11/01/2022 16:45 WIB

Kenaikan minyak goreng, cabai, kedelai, telur sangat berdampak pada tingginya biaya produksi di bisnis Warteg.

1/6 Ilustrasi warteg di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pemilik rumah makan menyiapkan makanan untuk pelanggan di warung makan di Kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (11/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

2/6 Ilustrasi warteg di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Naiknya harga minyak goreng membuat pengusaha warung Tegal mengalami penurunan keuntungan karena mereka tahan harga. Hal tersebut diungkap Rahmawati, pedagang yang sehari-hari menjual nasi dan aneka lauk-pauk. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

3/6 Ilustrasi warteg di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Kenaikan ini sudah berlangsung sekitar sebulan, jualan ini untung tipis saja," katanya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

4/6 Ilustrasi warteg di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Meski begitu Rahmawati mengaku tidak menaikan harga dagangannya, "Untuk harga jual kita gak naikin, tetap sama, sebab nantinya akan turun juga harga minyaknya" tambahnya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

5/6 Ilustrasi warteg di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dalam sehari omset penghasilan Wasdito bisa mencapai lebih dari Rp2 jutaan per hari. Menurutnya, kenaikan minyak goreng sangat berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan setiap hari. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

6/6 Ilustrasi warteg di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Rahmawati mengaku lebih berasa berat jika harga cabai yang naik. "Selain minyak lebih berasa ke kita sebagai pedagang warung jika harga cabai yang naik, cuma untungnya sudah kembali normal" tambahnya. Rahmawati mengatakan dalam sehari membutuhkan sekitar 4 liter minyak goreng. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)