Mau Nikah Saat Pandemi? Ini Gambaran Biayanya

damiana cut emeria, CNBC Indonesia
11 January 2022 10:10
Luasnya Penyebaran Virus corona di Indonesia Termasuk Kota Jakarta sangat berpengaruh terhadap omzet pendapatan para tukang jahit gaun pengantin di Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (28/7/20). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Bukan tanpa alasan, sepinya pelanggan akibat aturan Pemerintah dengan merumahkan hampir seluruh ASN, kebijakan yang wewajibkan setiap warga harus tetap berdiam diri dirumah jika tidak ada keperluan penting di luar rumah.    

Serta rasa takut warga beraktivitas di luar rumah menjadi faktor omzet penjahit di Mayestik terus menurun.

Aris salah satu penjahit di Mayestik mengatakan, hampir 4 bulan terakhir ini omzet pendapatannya menurun drastis akibat adanya pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia bahkan di Kota Jakarta sendiri.

Menurutnya, turunnya pendapatan para tukang jahit lantaran sepinya pelanggan yang datang akibat adanya pandemi ini.    

Aris mengatakan kebanyakan pelanggan yang dimiliki biasanya datang kalangan anak muda atau yang ungin menikah dengan mendesain baju pengantin yang di minginkan konsumen.

Namun dengan adanya peraturan pemerintah yang merumahkan hampir seluruh ASN dan kebijakan bagi warga untuk berdiam di rumah masing-masing secara langsung berdampak pada omzet penjualnnya.  

Aris mengaku, jika hari biasanya sebelum masuknya COVID-19 di Indonesia pendapatanya bisa mencapai Rp 30 juta hingga Rp 45 juta perbulan. Setelah masuknya COVID-19 pemasukan hanya 1,5 juta perbulan.

Pihak pengelola gedung berinisiatif memberikan keringanan berupa pembayaran ruko sewa sebedar 50% hingga waktu yang belum ditentukan. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Penjahit Gaun Pengantin (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran varian Omicron Covid-19 juga bikin pengusaha penata acara pernikahan atau wedding organizer maupun wedding planner.

Meski, hingga saat ini, belum ada pembatalan sejumlah rencana pernikahan terjadwal sampai bulan Maret 2022

"Karena pandemi tentu kita harus melakukan effort lebih. Kita mematuhi ketentuan pemerintah terkait PPKM, membatasi tamu, hingga menerapkan prokes ketat. Saat ini, kami masih memantau perkembangan Omicron. Kasus Delta sebelumnya bikin kita waspada," kata Sekretaris Umum Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan Indonesia (Hastana) R. Puthut Sigit Wicaksono kepada CNBC Indonesia, Senin (10/1).

Dia berharap, penyebaran Omicron di dalam negeri tidak akan bertambah parah.

"Katanya, gejalanya tidak separah Delta. Semoga saja. Dan, semoga tidak memicu korban meninggal. Karena saat ini kita melihat perputaran uang masyarakat sudah terjadi, ekonomi sudah bergerak," kata dia.

Dari pantauan Hastana, hingga saat ini belum ada pengajuan pembatalan rencana acara pernikahan.

"Kita masih optimistis, dan rencana sejumlah klien juga masih sesuai jadwal. Karena itu, kami berharap kebijakan pemerintah soal pandemi ini, menyangkut PPKM dan lainnya, mempertimbangkan kelangsungan usaha wedding organizer maupun wedding planner. Kami tentu akan patuh karena bisnis kami terkait kerumunan," ujar dia.

Terkait biaya pernikahan saat pandemi, pria yang akrab disapa Sony ini mengakui, adanya kenaikan.

"Dari pantauan di sejumlah vendor, baik itu katering maupun venue, memang ada kenaikan. Dari segi angka tidak terlihat perubahan signifikan, tapi jumlah tamunya kan berkurang. Vendor melakukan penyesuaian harga dengan berbagai kemasan. Misal, hotel dengan paket-paket khusus pernikahan. Supaya minimum revenue mereka tetap dapat," kata Sony.

Begitu juga untuk vendor venue di gedung pertemuan umum.

"Dari pantauan kami, untuk tarif gedung pertemuan, ada kenaikan sekitar 10-20% tahun ini. Karena itu tadi. PPKM membatasi tamu, vendor memiliki strategi soal biayanya," ujar dia.

"Kalau bicara biaya, untuk middle up bisa saya konfirmasi memang ada kenaikan untuk katering. Karena aturan PPKM, memang sekarang dilarang untuk makan di tempat. Makanan dibawa pulang," ujar dia.Sedangkan untuk biaya katering, penyedia jasa sudah menaikkan harga sekitar Rp100-150 ribu per pax. Ini khususnya untuk penyedia jasa boga segmen menengah ke atas.

Bingkisan atau hamper tamu pernikahan, meski untuk tamu yang lebih sedikit dibandingkan sebelum pandemi, justru bisa menghabiskan biaya serupa bahkan lebih besar.

"Ada kenaikan biaya karena tamu membawa hamper. Selain bahan pokok makanan katering yang naik, dengan hamper berarti ada effort lebih. Diantaranya, menyangkut kemasan," kata Sony. 

Padahal, biaya katering berkontribusi 50% bahkan bisa 60% terhadap biaya pernikahan. 

"Katering sebelum pandemi itu kuantitas, saat pandemi ke kualitas. Memang, jumlah tamu berkurang, tapi karena dibawa pulang, pengantin maunya yang terbaik. Menunya dinaikkan. Makanya, biaya katering sekarang naik jadi sekitar Rp200-300 per pax. Dari informasi saya lihat naik karena biaya pokok (produksi) dan karena menunya di-upgrade," kata Sony.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh, Hampir 50% Gadis di China Ogah Nikah Gegara Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular