Internasional

Turki Episentrum Omicron, Kasus Covid Rekor 60 Ribu/Hari

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
11 January 2022 07:40
FILE-In this Saturday, April 25, 2020 file photo, an aerial view of the Byzantine-era Hagia Sophia, one of Istanbul's main tourist attractions in the historic Sultanahmet district of Istanbul.Turkey's Council of State on Friday, July 10, 2020, threw its weight behind a petition brought by a religious group and annulled a 1934 cabinet decision that changed the 6th century building into a museum. The ruling allows the government to restore the Hagia Sophia's previous status as a mosque.The decision was in line with the Turkish President's Recep Tayyip Erdogan's calls to turn the hugely symbolic world heritage site into a mosque despite widespread international criticism, including from the United States and Orthodox Christian leaders. (AP Photo)
Foto: AP/STR

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara destinasi liburan Turki kini menjadi salah satu epicentrum terbaru penyebaran virus corona varian omicron. Negara ini bahkan sempat mencatat lebih dari 66.000 kasus infeksi Covid-19 baru dalam sehari.

Profesor Alper Sener, anggota Dewan Penasihat Ilmiah Virus Corona Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa Turki kemungkinan akan melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pasien rawat jalan Covid-19 pada Februari 2022. Ini akan jadi beban tambahan pada pelayanan perawatan kesehatan.

"Angkanya lebih stabil (pada Desember 2021) tetapi kami memperkirakan kenaikan akan berlanjut. Tidak mungkin menghentikan lonjakan dalam waktu dekat," katanya kepada Demirören News Agency (DHA), dikutip dari media lokal Daily Sabah.

Sener mengatakan ia menyesal pada fakta bahwa banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan (prokes) seperti mengenakan masker. Bahkan masih ada sejumlah orang yang menolak menerima vaksin dosis ketiga atau booster.

"Dua dosis tidak cukup untuk melawan omicron seperti yang kita lihat di negara lain," ujarnya.

Sener juga mengatakan bahwa waktu karantina tujuh hari yang lebih pendek dapat membantu memutus rantai infeksi Covid-19.

"Karena masa karantina yang lebih lama, banyak orang yang ragu untuk melakukan tes," katanya. "Dan situasi ini mengarah pada penyebaran virus lebih lanjut. Dengan sistem baru, jumlah tes dengan hasil positif juga meningkat."

Di Istanbul, rumah sakit menghadapi lonjakan jumlah orang yang mengajukan vaksinasi dan tes reaksi berantai polimerase (PCR).

Profesor Nurettin Yiyit, anggota dewan lainnya, mengatakan kaum muda merupakan mayoritas kasus baru dan telah terjadi peningkatan jumlah anak-anak yang terinfeksi.

"Mereka lebih mobile dan kurang mematuhi aturan," katanya kepada Anadolu Agency (AA).

Turki sendiri telah melakukan program vaksinasi nasional sejak Januari 2021. Kampanye ini diperluas ke semua kelompok umur pada musim panas lalu. Total hampir 136 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan.

Saat ini, kenaikan kasus Turki dipicu oleh penurunan penggunaan masker dan kurangnya prokes yang dilakukan. Kasus anak-anak mengalami kenaikan.

Mengutip Worldometers, Turki kini mencatat total 10.043.688 kasus infeksi, bertambah 65.236 orang kemarin. Dari awal Covid-19 menyerang ada 83.843 kematian terjadi di negara Presiden Recep Tayyip Erdogan itu.


(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wahai Warga +62! Please Jangan ke Arab Saudi & Turki Dulu Ya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular