Internasional

Ini Biang Keladi Ramai-ramai Menteri Arab 'Menghadap' China

Thea Fathanah Arbrar, CNBC Indonesia
11 January 2022 07:01
Ilustrasi bendera China. AP/
Foto: Ilustrasi bendera China. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - China kini sedang menerima tamu menteri-menteri negara Arab. Setidaknya menteri luar negara Arab Saudi, Kuwait, Oman, Bahrain dan Sekjen Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Nahef bin Falah al-Hajrah beraad di Negeri Tirai Bambu sejak Senin (10/1/2021).

Kedatangan menteri dan pejabat Arab itu akan berlangsung hingga Jumat. Kerja sama perdagangan diyakini menjadi agenda utama terutama di tengah kekhawatiran "ketahanan energi" China.

Mengutip AFP yang melansir Global Times kunjungan itu akan membuat terobosan" terutama dalam pembicaraan mengenai perjanjian perdagangan bebas antara China dan GCC. Langkah ini dilakukan China di tengah tak kondusifnya sejumlah negara di mana energi China bergakung.

Salah satunya situasi negara kaya minyak dan gas (migas) Kazakhstan. Pemerintah Presiden Xi Jinping berinvestasi besar-besaran ke industri energi negara tetangga dekatnya itu.

Analis meyakini China berharap hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara GCC dapat mengamankan rantai pasokan setelah kerusuhan kekerasan di Kazakhstan.Perlu diketahui, Kazakhstan adalah pemasok energi utama untuk program Pipa Gas Barat-Timur Beijing di Asia Tengah.

"Kerusuhan politik saat ini di negara itu dapat memengaruhi rantai pasokan energi China di masa depan, yang tidak akan diizinkan oleh Presiden Xi Jinping," kata peneliti di Institut Sains dan Teknologi Militer China, Zhou Chenming, ditulis South China Morning Post (SCMP).

"Jika terjadi krisis energi karena pipa gas Barat-Timur terpaksa dihentikan, hanya negara-negara Teluk yang dapat bertindak sebagai penggantinya."

Hal senada juga dikatakan peneliti Yayasan China untuk Studi Strategis Internasional, Eagle Yin. Bukan hanya itu, China tengah mencari bidang kerja sama lain dengan GCC.

Dia mengatakan enam negara anggota GCC tak hanya didorong kepentingan ekonomi dalam bisnis energi. Tetapi juga bidang lain seperti pertahanan dan keamanan.

"Negara-negara Teluk melihat China sebagai kekuatan global yang nyata, hubungan yang lebih baik dengan Beijing hanya akan menguntungkan perkembangan ekonomi domestik mereka," katanya.

China memang sempat terkena krisis energi di akhir 2021. Hal ini membuat negara itu memburu sumber energi dari global, di antaranya batu bara RI.

Namun saat ini, RI juga memberlakukan larangan ekspor batu bara sejak pekan lalu. Padahal China bergantung ke batu bara RI untuk energinya hingga 62%.

Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020, Indonesia mengekspor batu bara ke China mencapai di atas 100 juta ton per tahun sejak 2019. Berdasarkan data tersebut, pada 2019 Indonesia mengekspor batu bara ke China sebesar 144,41 juta ton dan pada 2020 mencapai 127,79 juta ton.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tertutup Asap! Begini Penampakan Jalan Raya-Sekolah di China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular