Pengrajin Tahu Tempe Tiba-Tiba Kirim Surat ke Ahok, Ada Apa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 January 2022 17:40
Suarso (68) menyelesaikan pembuatan tempe di kawasan Jakarta, Rabu (15/12/2021). Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan, ketersediaan kedelai untuk bahan baku tempe dan tahu dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan Natal 2021 dan tahun baru 2022. Bahkan, Kemendag memperkirakan pasokan kedelai akan terjaga sampai kuartal I 2022.“Pasokan kedelai dari negara eksportir cukup baik. Saat ini negara produsen tengah memasuki masa panen, sehingga kami optimis pasokan kedelai akan cukup hingga kuartal pertama 2022,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Oke Nurwan dikutip dari website resmi Kementerian Perdagangan.
Namun, ia tak merinci berapa jumlah pasokan kedelai yang tersedia saat ini. Ia hanya menyatakan dengan kecukupan pasokan itu, pihaknya memperkirakan harga kedelai stabil.
Sementara itu berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada akhir November 2021 di sekitar USD12,17 per bushels atau setara USD446 per ton, turun dibanding awal Juni 2021 yang tercatat sebesar US$15,42 per bushel setara US$566 per ton.
Foto: Ilustrasi Kedelai (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingginya kenaikan harga kedelai membuat kalangan pengrajin tahu dan tempe gerah.  Selain karena harga kedelai yang terus bergerak naik, masalah mahalnya harga elpiji di tingkat eceran juga jadi persoalan.

Mereka melakukan berbagai cara untuk menekan biaya produksi agar tidak tinggi. Namun, upayanya masih menemui banyak tantangan.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin menyebut salah satu aspek biaya produksi yang bisa dikurangi adalah bahan bakar.

Pada pertemuan antara pengrajin tahu-tempe dengan Presiden Joko Widodo pada awal tahun lalu, Aip sudah menyampaikan agar bisa pengrajin tahu tempe juga bisa menjadi agen elpiji dengan tujuan menekan biaya.

Ia mengklaim Jokowi juga sudah setuju dengan usulan tersebut. Namun, hingga kini belum terlaksana karena tidak ada tindak lanjut dari instansi terkait. Ia pun sudah menyurati beberapa pihak berwenang, namun tidak ada respons, termasuk dari Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Kami minta Presiden supaya elpiji gas 3 Kg kami bisa ditunjuk sebagai agen, karena harga dari Pertamina di Rp 14 ribu-15 ribu, padahal kami beli Rp 20 ribu ke atas, buat kami 5 ribu itu penting. Sampai sekarang sudah bikin surat resmi ke Pertamina komisaris utama, Ahok, Direksi. Presiden setuju tapi bawahnya nggak tahu, nggak kelihatan," kata Aip kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/1/22).

Permintaan itu tidak lepas dari cara pengrajin dalam memproduksi tahu dan tempe tersebut. Selama ini, mereka lebih sering menggunakan alat bakar sederhana, namun cara itu memiliki banyak dampak negatif.

"Bahan bakar tahu tempe selama ini kaya pohon-pohon atau ranting, terpaksa pakai plastik dibakar, itu merusak alam dan ngga sehat. Jadi Ini bukan untuk diperjualbelikan, tapi memang untuk dipakai oleh pengrajin sendiri, agar biayanya bisa ditekan," sebut Aip.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular