
Sebelum Insiden Garuda, Harga Brompton Masih Murah

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Brompton di Indonesia sempat mencapai titik tertinggi kala trennya sedang tidak normal pada awal pandemi lalu. Kala itu, harga sepeda lipat Brompton memang sempat 'digoreng' di Indonesia. Padahal di negara asalnya, Inggris, harganya tak seberapa.
Jika menarik mundur beberapa tahun ke belakang, harganya pun ternyata tidak seberapa. Namun, memasuki 2019 dan 2020 harganya sangat melambung tinggi. Kenaikan bermula ketika kasus penyelundupan sepeda premium ini oleh direksi Garuda memanas di November 2019 lalu. Di awal pandemi tahun 2020, harganya kian menjadi-jadi.
"Brompton itu tahun 2018 di bawah Rp 30 juta, barang basic Rp 27 juta atau Rp 28 juta, permintaan tinggi naik karena Covid ya udah lebih tinggi," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo)Eko Wibowo Utomo kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/1/22).
Tingginya permintaan ketika awal Covid-19 praktis membuat harganya juga terkerek. Kala itu permintaan dengan stok tidak berimbang, akibatnya harga juga makin tinggi. Namun, selain itu bea masuk serta berbagai administrasi juga membuat harga Brompton di Indonesia kian tinggi.
![]() INFOGRAFIS, Makin Murah, Harga Brompton di pasaran Kini Terjun Bebas |
"Karena aturan sepeda di kita macam-macam syarat, ada SNI, kuota. Sepeda fullbike dari China 25%, kalau nggak ada COO certificate of origin. Karena G2G Indonesia-China pakai itu tinggal 5% pajaknya. Kalau yang lain, di luar China Asean kena 25%. Taiwan bea masuk 25% di luar PPN, PPH," sebut Eko.
Karena Brompton merupakan barang dari Inggris, maka nilainya pun lebih besar dibanding sesama negara Asean.
"Brompton dari Inggris kena 25%. Singapura aja 25% karena itu bukan barang produksi Singapura, Brompton center untuk Asia ada di Singapore, distribusi kemana-mana," lanjutnya.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dulu Brompton Ini Rp150 Juta, Kini Setengah Hargapun Tak Laku