Benarkah Terjadi "Super-Immunity Covid-19" di Indonesia?

sef, CNBC Indonesia
01 January 2022 09:20
Potret Swab Antigen Acak ke Penumpang Kereta Api (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Potret Swab Antigen Acak ke Penumpang Kereta Api (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sempat mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada Juli 2021. Ini akibat merebaknya varian Delta, salah satu strain Covid-19 yang masuk "variant of concern" organisasi kesehatan dunia (WHO).

Penambahan kasus Covid-19 mencapai 523.659 sehari sempat terjadi. Namun, setelah puncak infeksi tersebut perlahan namun pasti kasus Covid-19 turun dan semakin terkendali.



Jika dilihat sebulan terakhir penambahan kasus Covid-19 Indonesia tak lebih dari 400 kasus per hari. Mengutip data Jumat (31/12/2021), kasus Covid-19 RI, tercatat 180 pasien.

Bagaimana penurunan terjadi?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan survei serologi atau seroprovalence survey terkait ini. Melibatkan Kementerian Dalam Negeri, dan tim peneliti dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan secara acak pada 34 provinsi. Sampel diambil dari sekitar 1.000 desa di Indonesia dan sejumlah daerah aglomerasi

Hasilnya, saat ini titer antibodi cukup tinggi di masyarakat. Bahkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut "super-immunity Covid-19" sudah terjadi.

"Ini diperkirakan karena adanya masyarakat yang terinfeksi varian Delta tetapi juga kemudian mendapatkan vaksinasi. Jadi apa yang disebut sebagai super-immunity, itu kemungkinan yang terjadi," ujarnya seperti dikutip dari kanal YouTube BNPB, Sabtu (1/1/2022).

"Jadi memang hasilnya [Seroprevalensi] belum keluar resmi karena datanya belum selesai dianalisis. Tapi dari data yang ada terlihat bahwa titer antibodi yang sudah terbentuk cukup tinggi di dalam masyarakat," ungkap Nadia.

Messi begit, penerapan protokol kesehatan (proces) 5 M diminta tetap dilakukan warga. Mulai dari tertib menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Masyarakat juga harus segera divaksinasi.

Melansir laman CDC Amerika Serikat (AS), Jumat (31/12/2021), Seroprevalence survey merupakan pengujian dengan memeriksa sampel darah seseorang untuk mencari antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Antibodi ini biasanya terdeteksi dalam dalam 1-3 minggu setelah seseorang terinfeksi.

RI sendiri sudah kemasukkan varian terbaru corona, Omicron, yang menular sangat cepat. Per Kamis, total kasus Omicron RI mencapai 68 orang.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditemukan Varian Lokal Covid RI, Lebih Menular dari Omicron?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular