
PR Besar Xi Jinping di 2022: Buat Warganya Doyan Belanja!

Berdasarkan sektor, konsumen telah mengambil banyak pengeluaran mereka untuk makanan dan pakaian, dibandingkan dengan layanan seperti pendidikan dan hiburan.
Analis Goldman Sachs memperkirakan perbedaan antara barang dan jasa akan sedikit perbedaannya tahun depan. Namun, dengan proyeksi mereka yang menyatakan pertumbuhan ekonomi yang didorong dari sektor riil sebesar 7% tersebut akan tetap berada di bawah tren pra-Covid pada akhir 2022.
Hal tersebut didasarkan atas adanya hambatan dari kebijakan 'tanpa toleransi' China dalam pengendalian Covid dan penularan di sektor properti.
Banyak investor memperkirakan PDB China akan melambat hanya menjadi 4,8% tahun depan, turun dari outlook pertumbuhan tahun ini yang sebesar 7,8%.
Real Estate Butuh Pembeli
Masalah di pasar properti China yang luas menarik perhatian investor globa karena pengembang seperti Evergrande memiliki utang yang besar, hingga mengarah kepada kebangkrutan. Hal tersebut memicu kekhawatiran merembet ke sektor lainnya.
Upaya pemerintah untuk mengendalikan tingkat utang korporasi yang tinggi dan melonjaknya harga rumah telah mengakibatkan kondisi pembiayaan yang lebih ketat untuk para pengembang dan penurunan penjualan.
"Di sektor properti menimbulkan angin sakal (headwind) pada pertumbuhan 2022," jelas Kepala Ekonom China Macquarie, Larry Hu dalam laporan prospeknya.
Larry Hu memperkirakan perumahan baru dan tanah yang dijual turun lebih cepat tahun depan, dan investasi properti turun 2%, setelah diproyeksikan naik 4,8% pada tahun ini.
"Kebijakan properti harus bergeser dari pengetatan ke pelonggaran sekitar tahun depan, karena kami memperkirakan pembuat kebijakan akan mempertahankan pertumbuhan PDB 5%," jelas Hu.
"Resikonya adalah respon mereka yang terlambat, mengingat keengganan mereka dalam menggunakan properti sebagai stimulus," kata Hu melanjutkan.
Pertemuan ekonomi outlook tingkat atas China bulan ini tidak memberi sinyal banyak perubahan dalam kebijakan real estat. China mempertahankan posisinya bahwa 'rumah adalah untuk ditinggali, bukan untuk spekulasi.'
Kemungkinan akan memakan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikan masalah industri real estat, kata Wang dari Zhongyuan Bank. Namun, dia berharap pemerintah pusat perlu mengeluarkan utang dan membelanjakan lebih banyak untuk membantu pemerintah daerah mengatasi pukulan terhadap pendapatan mereka.
Tantangan bagi pembuat kebijakan adalah mengurangi tingkat utang terkait real estat sambil memastikan pasar properti tidak melambat secara drastis.
"Sentimen pasar yang lemah juga mempengaruhi penjualan rumah residensial, karena pembeli menunda pembelian untuk mengantisipasi penurunan harga lebih lanjut," kata Fitch dalam sebuah laporan pekan lalu.
"Kami memperkirakan pengurangan aktivitas konstruksi real-estate akan menajalar pada sektor-sektor terkait, seperti baja, bijih besi dan batu bara kokas, memperlambat investasi aset tetap secara keseluruhan dan bahkan membebani lembaga keuangan," jelas Fitch.
[Gambas:Video CNBC]