Guru Asal Kabupaten Bima Rasakan Manfaat JKN-KIS
Jakarta, CNBC Indonesia - Program JKN-KIS telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Guru dari Desa Sandue, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Amirullah (33) telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang sering memanfaatkan kepesertaannya untuk berobat.
"Saya sempat memeriksakan penyakit saya ini ke FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) tempat saya terdaftar maupun di rumah sakit. Alhamdulillah setiap kali saya berobat, saya dipermudah karena telah memiliki JKN-KIS," kata pria yang akrab disapa Amir ini dalam keterangannya, Kamis (30/12/2021).
Diketahui saat ini Amir tengah mengidap penyakit usus buntu, dan ketika menyodorkan kartu JKN-KIS saat berobat, pasien langsung bisa mengakses pelayanan dan dilayani secara maksimal. Hal ini berlaku baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun lanjutan.
Di samping itu, tenaga pengajar di SDN Jala, Kecamatan Sanggat ini pun merasa bangga mendapatkan pelayanan yang ramah dari dokter dan rumah sakit baik pada saat pengurusan administrasi maupun saat pemeriksaan.
"Mungkin karena saya telah menjadi peserta JKN-KIS sehingga saya dilayani dengan baik. Beruntungnya saya telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Jika tidak, saya akan kesulitan untuk mengakses pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan," paparnya.
Ia mengakui, tidak ada perbedaan dari rumah sakit antara pasien dengan JKN-KIS dan pasien umum lainnya. Amir menuturkan pelayanan yang ia dapatkan selama ini tidak ada hambatan dalam penggunaan JKN-KIS dan tanpa dipungut biaya.
"Saya sebagai peserta JKN-KIS sangat puas dengan pelayanan kesehatan dari Program JKN-KIS. Tidak ada perbedaan yang saya rasakan dengan pasien yang lain. Semua diperlakukan sama dan layak. Tidak seperti kabar miring di luar sana yang mengatakan jika pasien BPJS Kesehatan tidak diprioritaskan daripada pasien umum atau pasien yang dijamin oleh asuransi swasta," ungkap dia.
Dia mengatakan setiap peserta JKN-KIS terbukti sama dengan pasien lainnya tanpa dibeda-bedakan jaminannya, dan mengharapkan program ini terus berlanjut.
"Agar saya sebagai pekerja walaupun tidak memanfaatkan pelayanan secara tidak langsung saya membantu masyarakat yang membutuhkan," tutup Amir.
(rah/rah)