Premium 'Disuntik Mati' Konsumen: Pertalite Ideal Dikonsumsi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendukung langkah pemerintah untuk menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis oktane 88 (RON 88) atau bensin Premium. Hal ini untuk mendorong kelayakan konsumen untuk memakai bensin yang lebih ramah lingkungan.
Ketua YLKI, Tulus Abadi menyampaikan, alasan layaknya konsumen menggunakan Pertalite lebih kepada saat untuk mengurangi polusi udara di Indonesia, khususnya di kota kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Bandung dan Semarang.
Berdasarkan catatan YLKI, Jakarta menurut standar Air Quality Indeks sudah menjadi kota yang tidak sehat, karena indeks kualitas udaranya mencapai skor 175 untuk PM 2,5.
"Hal serupa akan mengena kepada kota aglomerasi lain di area Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) dikarenakan Jakarta dengan Bodetabek adalah sama, baik dari sisi sosial, ekonomi, dan pergerakan lalu lintasnya," jelas Tulus kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/12/2021).
Seperti yang diketahui, pemerintah sejatinya memiliki program langit biru untuk mengendalikan pencemaran udara. Tulus bilang, mandat untuk mewujdukan program langit biru dengan cara mengurangi emisi gas karbon adalah bukan hanya mandat pemerintah pusat saja, tapi pemerintah daerah punya tanggung jawab yang sama.
Tingginya pencemaran dan polusi udara, bukan hanya berdampak pada biru atau hitamnya langit saja, tetapi berdampak pada kesehatan masyarakat.
Tulus memaparkan, menurut data dan analisa dari ahli kesehatan masyarakat, 60% prevalensi penyakit tidak menular justru dipicu oleh pencemaran udara.
Dengan demikian pencemaran udara berkontribusi signifikan terhadap kesehatan masyarakat, dengan memicu tingginya prevalensi penyakit tidak menular tersebut.
"Padahal, untuk disebut sebagai BBM ramah lingkungan dan berstandar Euro 2, cukup dengan BBM RON 91 saja, dan atau CN 51. Maka menggunakan jenis BBM yang berstandar Euro menjadi keharusan. Mewujudkan konsumsi BBM yang ramah lingkungan sesuai standar Euro 2 dan Euro 4 adalah pilihan yang tak terhindari," ungkap Tulus.
Untuk diketahui pemerintah mendorong penggunaan bensin RON 90 atau Pertalite sebagai bahan bakar minyak ramah lingkungan karena Indonesia kini memasuki masa transisi energi.
"Kita memasuki masa transisi, Premium RON 88 akan digantikan dengan Pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih dalam keterangan resminya.
Soerja menjelaskan premium RON 88 saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja dengan volume yang digunakan pun sangat kecil dan masyarakat mulai sadar menggunakan bahan bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik.
Pemerintah, kata dia, sedang menyusun peta jalan bahan bakar minyak ramah lingkungan dengan rencana Pertalite juga akan digantikan dengan bahan bakar yang kualitasnya lebih baik.
"Dengan road map ini, ada tata waktu nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," jelasnya.
Pemerintah akan berusaha meredam gejolak yang timbul di masyarakat terkait proses shifting Pertalite ke Pertamax.
Perubahan dari Premium ke Pertalite diperkirakan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14%. Adapun perubahan dari Pertalite ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebesar 27%.
(pgr/pgr)