
Cek! Perkiraan Duit Yang Diterima Jika Subsidi LPG Diubah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mengusulkan, jika skema subsidi LPG 3 kg jadi diubah, dari yang saat ini subsidi terbuka menjadi subsidi langsung menyasar per orangan. Maka, Banggar mengusulkan supaya pemberian subsidi diberikan dengan harga tiga kali lipat.
Ketua Banggar DPR Said Abdullah menyampaikan, dengan mengubah subsidi LPG 3 kg secara terbuka dengan subsidi langsung secara tertutup. Subsidi bisa diberikan dengan harga tiga kali lipatnya dari harga LPG 3 kg saat ini yang sekitar Rp 21.000 per tabung.
Sehingga dalam sebulan, penerima manfaat subsidi LPG 3 kg harus diberikan subsidi sekira Rp 63.000 per bulan. Pun pemberian subsidi ini, kata Said harus diberikan dimuka.
"Dalam satu bulan, masyarakat harus diberikan tiga tabung LPG 3 kg. Masyarakat kasih saja tambahan baik lewat PKH (Program Keluarga Harapan) atau BLT (Bantuan Langsung Tunai)," ujarnya.
"Karena persoalan subsidi, pemerintah tidak bisa memberikan di belakang. Masyarakat disuruh belanja dahulu baru dikasih uangnya, itu tidak bisa. Harus di depan dikasihnya untuk per tiga bulan. Januari dikasih untuk digunakan di Februari, Maret, dan April," kata Said melanjutkan.
Said mengungkapkan, bahwa perubahan skema pemberian subsidi LPG tabung 3 kg ini sejatinya paling lambat harus dilakukan oleh pemerintah pada Semester I - Semester II Tahun 2022. Jika tidak akan membebankan APBN.
"Setiap tahun kebutuhan LPG akan melonjak. Kebutuhan LPG yang 3 kg, dari 4 juta sekarang ini sampai 8 juta. Itu kan sudah tidak masuk di akal," ujarnya kepada CNBC Indonesia.
Sehingga di tahun depan pemberian subsidi LPG 3 kg akan diberikan kepada masyarakat membutuhkan sesuai dengan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), dengan melakukan verifikasi dan validasi secara reguler.
Menurut Said, pemerintah telah menyepakati kepada Banggar DPR untuk bisa menerapkan skema penyaluran subsidi berbasis digital, apakah itu melalui finger print atau menggunakan biometrik melalui retina mata.
Pasalnya di era serba digital, pemerintah juga harus bertransformasi mengikuti zaman, agar pemberian subsidi menjadi tepat sasaran.
"Pemerintah di awal 2022 harus membangun sistem finger print atau biometrik, itu kan urusan platform semata. Kalau urusan platform itu masa zaman digitalisasi, tapi pemerintah masih manual kan aneh juga," jelas Said.
Kalau sekedar DTKS secara manual, menurut Said data itu tidak akan berguna, karena tidak bisa dibaca dan rumit. Sehingga subsidi berbasis penerima manfaat bisa lagi-lagi tidak tepat sasaran.
"Optimalnya DTKS itu seperti KYC (Know Your Customer) di perbankan, tahu seluk beluk nasabahnya, rumahnya di mana, pendidikannya apa. Semua profil penerima subsidi ada di DTKS," kata Said melanjutkan.
Untuk diketahui, subsidi energi tahun 2022 akan meliputi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG tabung 3 kg sebesar Rp 77,5 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 56,5 triliun.
Adapun subsidi BBM dan LPG tabung 3 kg terbagi atas subsidi jenis BBM tertentu senila Rp 11,3 triliun dan LPG tabung 3 kg yaitu sebesar Rp 66,5 triliun.
Pada 2022 pemerintah akan melaksanakan transformasi subsidi LPG Tabung 3 Kg dari subsidi berbasis komoditas menjadi subsidi berbasis orang atau penerima manfaat akan dilaksanakan secara bertahap.
"Transformasi subsidi LPG akan dilaksanakan secara bertahap dan berhati-hati, dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, serta pemulihan ekonomi secara nasional," ungkap Kepala Pusat Kebijakan APBN, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Ubaidi Socheh Hamidi kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/12/2021).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tutup Kebocoran, Skema Subsidi LPG 3Kg Bakal Diubah!