Harga LPG Nonsubsidi Naik, Pertamax Cs Bagaimana?

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
28 December 2021 12:40
Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) sudah resmi menaikan harga Liquifed Petroleum Gas (LPG) Nonsubsidi dikisaran Rp 1.600 - Rp 2.600 per kilogram (kg) disesuaikan per daerah. Saat ini harga LPG Nonsubsidi itu mencapai Rp 163 ribu untuk tabung ukurang 12 kg dan Rp 76 ribu untuk ukuran 5,5 kg.

Sebagai LPG Nonsubsidi atau terkait dengan harga, Pertamina berhak melakukan kenaikan dan turunnya harga. Lalu bagaimana dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) Nonsubsidi seperti Pertamax Cs? Apakah juga akan mengalami kenaikan.

Sejatinya saat ini, harga bensin Pertamax yang dijual oleh Pertamina Rp 9.000 per liter. Harga itu tentunya lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual kompetitor yang menjual bensin dengan jenis serupa atau ron 92 seperti Super milik Shell yang harganya Rp 12 ribuan per liter (November 2021).

Pertamina untuk BBM Nonsubsidi, pada tahun ini hanya menaikan satu kali harga dua produk, yakni untuk bensin dengan nilai oktan (RON) 98 atau Pertamax Turbo dan Solar dengan Cetane Number 53 atau Pertamina Dex per Sabtu, 18 September 2021.

Harga Pertamax Turbo yang sebelumnya dipatok Rp 9.850, kini menjadi Rp 12.300 per liter. Sementara Pertamina Dex naik dari Rp 10.200 menjadi Rp 11.150 per liter.

Sementara harga Pertamax hingga kini masih dipertahankan sebesar Rp 9.000 per liter, tidak berubah sejak tahun lalu.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyampaikan, bahwa berkenaan dengan harga jual Pertamax Cs, pihaknya tengah melakukan evaluasi apakah akan dinaikan harganya atau tetap bertahan.

"Sekarang masih kami review secara periodik," terang Irto kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/12/2021).

Irto tak menampik bahwa selisih harga keekonomian dari minyak dunia untuk bensin Pertamax Cs sangat besar. Oleh karena itu pihaknya akan mengevaluasi atas harga tersebut.

Sebelumnya, kepada CNBC Indonesia, Irto mengungkapkan bahwa saat ini profitabilitas atau kemampuan perusahaan mendulang keuntungan mengalami tekanan akibat tingginya harga minyak, namun perusahaan tidak menaikkan harga BBM.

"Tingginya harga minyak memberikan tekanan signifikan atas beban pokok produksi BBM dan juga makin menekan profitabilitas Pertamina," ungkapnya kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menurutnya Pertamina menyadari pemerintah saat ini tengah fokus pada upaya peningkatan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19. Jika harga BBM dinaikkan, maka ini akan semakin memberatkan masyarakat.

"Walaupun demikian, sampai saat ini Pertamina tidak menaikkan harga BBM karena Pertamina memahami concern Pemerintah terhadap penurunan daya beli masyarakat pasca Covid pandemi," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini Pertamina bersama dengan pemerintah sedang melakukan pembahasan dan mencoba mencari solusi yang terbaik.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Legowo Harga Ikut Pasar, Orang Kaya Pakai BBM Nonsubsidi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular