Legowo Harga Ikut Pasar, Orang Kaya Pakai BBM Nonsubsidi

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
16 March 2022 17:40
Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Staff Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga kembali menyinggung para pemilik kendaraan mewah yang masih memakai bahan bakar minyak (BBM) yang disubsidi pemerintah. Padahal BBM subsidi ditujukan untung masyarakat menengah bawah atau tidak mampu.

Arya mengatakan bahan bakar untuk masyarakat menengah ke atas untuk kendaraan mewah memang sewajarnya bukan yang disubsidi oleh pemerintah namun menggunakan BBM yang nonsubsidi atau BBM dengan spesifikasi oktan tinggi yang harganya mengikuti harga pasar.

Apabila BBM untuk kendaraan mewah itu dibebankan kepada masyarakat menengah ke bawah, situasi tersebut menjadi tidak adil.

"BBM yang tidak disubsidi itu diberikan mengikuti mekanisme pasar, ini yang kami harapkan, dan ada kesadaran bagi mereka pemilik mobil mewah ini bersiap mengikuti harga pasar," katanya dalam video yang dikirim ke CNBC Indonesia, Selasa (15/3/2022).

Mencermati terjadinya hal itu, Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menyatakan, sejatinya BBM nonsubsidi bisa dilepas ke harga pasar, contoh untuk BBM yang masih ditahan adalah Pertamax.

Jika Pertamax dikepas ke harga pasar, diyakini tidak akan mengganggu daya beli masyarakat. Penyesuaian harga BBM berkualitas yang ramah terhadap lingkungan itu juga tidak banyak berdampak pada indikator ekonomi makro.

"Harga Pertamax idealnya naik sesuai harga keekonomiannya," kata Pieter, Rabu (16/3/2022).

Tahun ini, Pertamina diketahui telah dua kali menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo, Pertamax Dex, dan Dexlite, untuk menyesuaikan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai lebih dari US$100 per barel. Namun, Pertamina belum menaikkan harga Pertamax. Bahkan sejak lebih dari tiga tahun terakhir harga Pertamax tidak naik.

Menurut Piter, harga BBM jenis Pertamax sama seperti Pertamax Turbo dan Pertamina Dex tidak disubsidi pemerintah dan sangat wajar harganya disesuaikan. Apalagi harga Pertamax yang saat ini dijual Rp 9.000 per liter, jauh lebih murah dibandingkan produk RON 92 lainnya dari pesaing yang dijual dikisaran Rp 12 ribuan per liter.

Piter menjelaskan, harga BBM nonsubsidi wajar saja naik mengikuti harga pasar. Namun Pertamina adalah BUMN yang tidak semata berorientasi bisnis sehingga juga harus mempertimbangkan kepentingan nasional dan kepentingan masyarakat.

Piter mengatakan, Pertamina tentu harus menjaga ketersediaan pasokan (supply) dan juga mematuhi kebijakan pemerintah dalam hal harga agar tetap terjangkau dan tidak memberatkan masyarakat.

"Selama yang naik bukan BBM bersubsidi, Premium, dan bukan juga Pertalite, kenaikan harga BBM tidak banyak berdampak ke inflasi," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dilema Kenaikan Harga BBM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular