Konsumsi Minyak Global 'Diramal' Meroket di 2022, Kok Bisa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai negara sepakat untuk segera mungkin menekan emisi karbon guna menghentikan dampak perubahan iklim. Namun, kenyataannya secara global konsumsi minyak diperkirakan meningkat pada tahun depan.
Permintaan energi secara global mengalami lonjakan setelah meredanya penularan kasus aktif Covid-19 di dunia, dan diperkirakan akan meningkat lebih tajam dibanding tahun ini pada 2022.
Badan Energi Internasional (The International Energy Agency/IEA) memperkirakan permintaan minyak mentah secara global akan meningkat 3,3 juta barel per hari pada tahun depan menjadi 99,5 juta barel per hari. Angka tersebut setara dengan rekor tertinggi pada permintaan minyak pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.
Bahkan, meskipun ada virus corona varian omicron diperkirakan tidak akan mengurangi permintaan minyak mentah global.
"Langkah-langkah penanganan terbaru yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus kemungkinan memiliki dampak yang lebih kecil pada ekonomi dibandingkan gelombang Covid-19 sebelumnya, paling tidak karena kampanye vaksinasi yang meluas," tulis IEA dalam sebuah laporan awal bulan ini, dikutip dari CNN Internasional, Minggu (26/12/2021).
IEA memperkirakan permintaan untuk bahan bakar transportasi jalan dan petrokimia terus mencatat pertumbuhan yang sehat.
Kendati demikan, IEA menurunkan perkiraannya untuk bahan bakar jet, karena adanya pembatasan perjalanan internasional yang diberlakukan oleh berbagai negara sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran varian omicron.
Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak mengubah estimasinya untuk permintaan minyak pada 2022 dalam laporan bulanannya di bulan Desember 2021 ini.
"Dampak varian omicron baru diperkirakan tidak berdampak signifikan karena dunia menjadi lebih siap untuk menahan laju penularan Covid-19 dan tantangan terkaitnya," tulis analisis OPEC dalam laporan tersebut.
Prakiraan tersebut menggarisbawahi betapa ketergantungan dunia pada bahan bakar fosil, meskipun ada upaya untuk mengatasi krisis iklim dan investasi besar dalam mobil listrik, energi terbarukan, dan bahan bakar yang lebih bersih.
OPEC memperkirakan permintaan minyak akan meningkat di seluruh dunia tahun depan, dipimpin oleh negara-negara berkembang dan maju, termasuk China, India dan AS.
Namun, perlu menjadi catatan bahwa, jika dunia mengonsumsi lebih banyak minyak pada tahun 2022 daripada sebelumnya, transisi energi bersih masih akan terus berlangsung.
Beberapa perusahaan minyak terbesar mencoba mencari tahu bagaimana mereka cocok dengan masa depan yang lebih hijau.
(miq/miq)