
Harga Minyak Tahun Depan Diramal Lebih 'Kebal' dari Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Energi Internasional atau IEA merilis proyeksi terbarunya mengenai pasar minyak global tahun depan. Organisasi itu menyebut bahwa pasar minyak di tahun 2022 akan sedikit lebih nyaman dibandingkan tahun 2021.
Badan itu menyebut bahwa asumsi ini pun juga sudah memasukkan kemunculan dan penyebaran Varian Omicron dalam proyeksinya. Ia menyebut bahwa pelaku pasar telah menunjukkan kesiapannya bila varian baru ini memperlambat penanganan pandemi.
"Pasar minyak tampaknya berdiri pada pijakan yang lebih baik daripada yang telah terjadi selama beberapa waktu," tulis IEA dalam laporan bulanan terbarunya dikutip AFP, Selasa (14/12/2021).
Pilihan Redaksi |
"Lonjakan kasus baru Covid-19 diperkirakan akan memperlambat sementara, tetapi tidak membalikkan pemulihan permintaan minyak," katanya.
IEA sendiri menargetkan peningkatan permintaan minyak global sebesar 5,4 juta barel per hari pada tahun 2021 dan sebesar 3,3 juta pada tahun 2022. Bila peningkatan ini terjadi, ini akan mengembalikan konsumsi ke tingkat pra-pandemi di 99,5 juta barel per hari.
Pilihan Redaksi |
Sementara itu, awal bulan ini, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu sepakat untuk tetap pada rencana peningkatan produksi pada Januari. Kondisi ini dapat menyebabkan surplus pasokan sebesar 1,7 juta barel per hari pada kuartal pertama 2022 dan 2,0 juta barel per hari pada kuartal kedua.
"Ketika tren pasokan meningkat hingga 2022, AS, Kanada, dan Brasil bersiap untuk memompa pada tingkat tahunan tertinggi mereka. Arab Saudi dan Rusia juga dapat membuat rekor, jika pemotongan OPEC+ yang tersisa sepenuhnya dibatalkan," ujar IEA lagi.
"Jika itu terjadi, 2022 memang bisa dibentuk menjadi lebih nyaman."
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Harga Minyak ICP Agustus Drop ke US$ 67,80/Barel