Ada Gelombang Pembatalan Bus Wisata, Pengusaha Gigit Jari!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
24 December 2021 14:20
Petugas merapihkan deretan bus di Pool Bus Pariwisata Kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Selasa (28/7/2020). Masih diberlakukannya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dan penutupan tempat rekreasi akibat Covid-19, berimbas pada jasa transportasi pariwisata. 

Penutupan obyek wisata dan imbauan untuk tidak ke tempat keramaian demi mencegah penyebaran corona (covid-19) membuat Perusahaan Otobus (PO) pariwisata mengandangkan armadanya. Padahal, momen sebelum datangnya Ramadhan merupakan waktunya para pemilik perusahaan otobus panen rezeki.
PO terpaksa mengandangkan armadanya karena berbagai acara keluar kota dibatalkan. Permasalahan tak berhenti di situ saja, bayang-bayang setoran cicilan ke perusahaan leasing juga menghantui para pemilik PO ini. 

Fajar, Head Marketing bus Manhattan, pada CNBC Indonesia, menjelaskan para usaha bus sejak pandemi ini terpuruk. Apalagi, menurut Fajar, pesanan bus biasanya sudah ramai lagi pada H-7 Lebaran kemarin.

Dengan kondisi seperti ini, banyak bus yang dikandangkan, akibatnya membuat pemasukan tidak ada.
Foto: Bus Pariwisata (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada jelang liburan periode natal dan tahun baru ini pengguna angkutan bus Antar Kota dan Provinsi (AKAP) meningkat. Namun, yang terjadi sebaliknya untuk angkutan pariwisata masih miris dan sepi dari orderan.

Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani, mengatakan jumlah armada bus AKAP yang beroperasi meningkat 65% - 80% tergantung dari tujuan. Lain hal dengan angkutan pariwisata yang malah mengalami pembatalan order.

"Temen pariwisata itu kasihan, tadinya pada akhir tahun mereka full book, tapi sempat ada isu penerapan PPKM level 3 jelang akhir tahun terjadi pembatalan besar-besaran," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/12/2021).

Banyak masyarakat melakukan pembatalan pesanan mulai 24 Desember sampai akhir tahun. Meski ada beberapa yang kembali memesan karena batal PPKM level 3, namun menurut Kurnia tidak sebesar jumlah yang dibatalkan.

"Ya yang kembali untuk rute dalam kota, sementara untuk yang lintas provinsi banyak ke Jogja, Solo banyak yang batalin karena isunya waktu itu simpang siur diterapkan PPKM level 3 lah, segala macem," jelasnya.

"Jadi 24 - 28 Desember itu banyak yang kosong nggak jalan. Hanya beberapa grup yang bodo amat sama aturan aja gimana entar, tapi sebagian besar yang patuh aturan mereka batalkan perjalanan," jelasnya.

Kurnia menjelaskan, kebanyakan rombongan yang menyewa angkutan pariwisata ini adalah keluarga besar yang berencana melakukan perjalanan. Sisanya berasal dari korporasi yang melakukan kegiatan meski tidak terlalu besar.

"Dari yang keluarga juga paling pesan angkutan yang 44 - 50 seat, isinya keluarga inti 30 orangan," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Ampun, Corona Acak-Acak Nasib Pekerja Wisata di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular