
Kabar Baik! Obat Covid Bisa Diminum Warga Bumi, Corona End?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik lagi datang soal penanganan Covid-19 di bumi. Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) memberikan izin penggunaan terhadap pil antivirus buatan raksasa farmasi Merck untuk mengobati Covid-19, Kamis (23/12/2021).
Dalam keputusannya, FDA mengatakan obat bernama Molnupiravir itu diizinkan untuk mengobati gejala ringan hingga sedang infeksi. Ini juga bisa digunakan bagi individu yang memiliki resiko terpapar parah Covid-19.
"Molnupiravir diizinkan untuk pengobatan penyakit coronavirus ringan hingga sedang pada orang dewasa dengan hasil positif virus SARS-CoV-2 langsung dan yang berisiko tinggi untuk berkembang menjadi Covid-19 yang parah, termasuk rawat inap atau kematian," tulis pernyataan itu dikutip CNN International.
Hal ini disambut baik oleh Merck. Wakil presiden senior urusan medis global di Merck, Eliav Barr, mengatakan bahwa ia optimis perawatan ini juga bisa berhasil melawan penyebaran Varian Omicron yang memiliki banyak mutasi.
"Varian Omicron terutama berbeda dari jenis Covid lainnya pada protein lonjakan. Obat kami bekerja di bagian virus yang sama sekali berbeda. Jadi kami sangat optimis bahwa obat tersebut akan terus efektif melawan Omicron, dan kami sedang mempelajarinya sekarang," pungkasnya.
Dengan adanya persetujuan ini, Molnupiravir menjadi obat oral kedua yang disetujui FDA setelah Paxlovid yang disetujui sehari sebelumnya. Paxlovid sendiri merupakan obat buatan Pfizer yang diklaim dapat digunakan pasien dari umur 12 ke atas.
"(Konsumsi) pil harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis Covid-19 dan dalam waktu lima hari setelah timbulnya gejala," kata pernyataan FDA.
Peluncuran obat ini sendiri terjadi di saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO ) mengumumkan kekhawatirannya terkait kesenjangan vaksinasi global. Badan PBB itu mengkritik negara-negara yang telah memulai pemberian dosis vaksin penguat (booster) sementara banyak negara yang kesulitan mengakses vaksin.
"Program penguat cenderung memperpanjang pandemi, daripada mengakhirinya, dengan mengalihkan pasokan ke negara-negara yang sudah memiliki cakupan vaksinasi tingkat tinggi, memberi virus lebih banyak kesempatan untuk menyebar dan bermutasi," kata Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip CNBC International.
Lebih lanjut, WHO juga mengungkapkan bahwa alat-alat yang digunakan untuk penanggulangan Covid seperti vaksin dan obat-obatan ini juga menjadi sinyal bahwa dunia semakin dekat dengan akhir pandemi. Lembaga itu sendiri menargetkan tahun 2022 mendatang pandemi sudah dapat diakhiri.
"(Tahun) 2022 harus menjadi tahun di mana kita mengakhiri pandemi," tambah Tedros.
Mengutip Worldometers, saat ini total 278 juta warga dunia terinfeksi Covid-19 dengan 5,4 juta kematian. Total sembuh sebanyak 249 juta orang.
(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alhamdulillah Kabar Baik, Obat Covid Ini Bisa Lawan Omicron
