Tahun Baru Minuman Alkohol Diburu, Begini Stoknya!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Rabu, 22/12/2021 19:21 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor pariwisata di akhir tahun diprediksi bakal menggeliat. Apalagi pemerintah sudah membatalkan penerapan PPKM level 3 secara serentak di Indonesia.

Salah satu sektor yang bakal terkena multiplier effect dari kebijakan tersebut adalah bisnis minuman beralkohol (minol). Kebutuhan akan komoditas itu bakal meningkat seiring bergeliatnya pariwisata.

"Stok cukup," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman Impor (APIDMI) Ipung Nimpuno kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/12/21).


Pihaknya memang bukan produsen yang memproduksi minol di dalam negeri, melainkan importir dari luar negeri. Menurut data BPS, pada 2018 Indonesia juga mengimpor wine dari berbagai negara lain seperti AS, China, Singapura, Amerika Latin dan Australia.

Kontribusi pasar Indonesia untuk produk minuman beralkohol jenis lain asal Eropa juga terbilang kecil. Hal tersebut terlihat dari sumbangsih pasar Indonesia yang tak sampai 1% terhadap pangsa pasar global minuman beralkohol asal Eropa, kecuali untuk jenis minuman Vermouth.

Di tahun yang sama, pada 2018 Indonesia tercatat mengimpor minol dengan nilai tertinggi. Berdasarkan data UN Comtrade, nilainya mendapai US$ 40,44 juta, padahal di tahun 2015 nilainya hanya US$ 10,09 juta, artinya naik hingga 4 kali lipat lebih dalam rentang 3 tahun.

Wine dengan kode HS 2204 menjadi yang paling besar dengan US$ 18,65 juta, disusul alkohol<80% (HS 2208) dengan US$ 18,54 juta. Keduanya memiliki pangsa pasar masing-masing 46%.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Sambut Kedatangan PM Malaysia Anwar Ibrahim