Wow, Setoran Tambang ke Negara Tertinggi Sepanjang Masa!

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Selasa, 21/12/2021 17:40 WIB
Foto: Detikcom/Dikhy Sasra

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pertambangan mineral dan batu bara mencatatkan rekor tertingginya. Hingga 10 Desember 2021, tercatat PNBP sektor minerba telah mencapai Rp 70,05 triliun.

Realisasi PNBP ini bahkan telah mencapai 179% dari target 2021 sebesar Rp 39,1 triliun.

Muhammad Wafid, Direktur Penerimaan Mineral dan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan bahwa penerimaan negara dari sektor minerba kali ini tertinggi dari realisasi PNBP selama ini.


"Realisasi PNBP minerba sampai 10 Desember 2021 sudah mencapai Rp 70,05 triliun atau 179,14% dari target. Ini merupakan pencapaian tertinggi dari realisasi PNBP selama ini," ungkapnya dalam webinar, Selasa (21/12/2021).

Dia menjelaskan, kondisi ini dipicu dari beberapa hal, utamanya memang karena lonjakan harga komoditas, terutama batu bara. Namun menurutnya komoditas lainnya juga berkontribusi terhadap capaian ini, dan kewajiban atau pembayaran iuran dari perusahaan yang lebih patuh.

Perlu diketahui, capaian PNBP pada tahun ini bahkan naik 102,5% dibandingkan realisasi PNBP 2020 yang tercatat sebesar Rp 34,6 triliun.

"Kondisi tersebut tidak hanya didominasi harga komoditas khususnya batu bara, tapi kami yakin subsektor minerba lainnya juga berikan kontribusinya karena kita juga atur kewajiban pembayaran seluruh kewajiban dari pelaku usaha," paparnya.

Dia mengatakan, hingga 10 Desember 2021, produksi batu bara nasional tercatat sebesar 560 juta ton atau 89,6% dari target tahun ini 625 juta ton. Sementara pemanfaatan batu bara domestik sebesar 121,3 juta ton atau 88,2% dari target 137,5 juta ton tahun ini.

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) yang dipublikasikan Kementerian ESDM, realisasi produksi batu bara per hari ini, Selasa (21/12/2021), tercatat mencapai 588,37 juta ton atau sekitar 94,14% dari target.

Sementara penjualan batu bara tercatat baru sekitar 473,95 juta ton atau 75,83% dari target.

"Kebutuhan batu bara untuk kepentingan dalam negeri telah terpenuhi," imbuhnya.

Seperti diketahui, harga batu bara pada tahun ini berada pada "puncak"-nya. Harga ini terus melambung sejak awal tahun. Dari sekitar US$ 75 per ton pada awal Januari 2021, batu bara mencapai puncaknya pada awal Oktober 2021, tepatnya 5 Oktober 2021, yang menembus US$ 280 per ton.

Meski setelah itu menurun, namun dalam 10 hari perdagangan terakhir ini, harga batu bara juga kembali menanjak.

Kemarin, Senin (20/12/2021), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 183,15 per ton, naik 1,69% dari posisi akhir pekan lalu.

Kenaikan tersebut menggenapi tren positif harga batu bara menjadi 10 hari berturut-turut. Selama 10 hari itu, harga naik 26,66%.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menilik Prospek & Tantangan Akselerasi Hilirisasi Minerba